Buku “Jokowi’s White Paper,” karya kolaboratif Dokter Tifauzia Tyassuma, pakar telematika Roy Suryo, dan Rismon Sianipar, segera meluncur ke pasaran. Buku ini mengklaim sebagai hasil penelitian mendalam tentang mantan Presiden Joko Widodo.
Penerbitan buku ini tidak hanya menyasar pembaca Indonesia, namun juga pasar global melalui platform Amazon. Hal ini menunjukkan ambisi penulis untuk menjangkau audiens internasional dan menyebarkan temuan penelitian mereka secara luas.
Melalui akun Twitter pribadinya, Dokter Tifauzia memberikan sedikit bocoran isi buku. Ia menyebutkan buku tersebut memadukan kajian dari tiga disiplin ilmu: Digital Forensik, Telematika, dan Neuropolitika. Penggunaan multidisiplin ilmu ini diharapkan dapat memberikan analisis yang komprehensif dan menyeluruh.
Fokus utama buku ini adalah menganalisis keabsahan dokumen dan perilaku kekuasaan Jokowi selama masa jabatannya. Dokter Tifauzia menegaskan bahwa riset yang dilakukan telah selesai dan menghasilkan kesimpulan yang siap dibagikan kepada publik.
“Penelitian kami sudah tuntas, penulisannya pun sudah selesai. Kami putuskan untuk menerbitkannya sebagai buku, bukan jurnal ilmiah, supaya bisa dibaca lebih luas dan tidak hanya kalangan akademisi,” jelas Dokter Tifauzia.
Buku “Jokowi’s White Paper” akan diterbitkan dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Versi bahasa Inggris akan tersedia di Amazon, baik dalam format cetak maupun digital. Strategi ini diyakini dapat memaksimalkan jangkauan pembaca di seluruh dunia.
“Kami buat dalam dua versi bahasa Indonesia dan English, dan akan tersedia di Amazon untuk versi Englishnya,” tambah Dokter Tifauzia.
Dokter Tifauzia menekankan bahwa buku ini bukan serangan personal terhadap Jokowi. Ia menegaskan bahwa buku ini didasarkan pada metodologi riset yang ketat dan bertujuan untuk menegakkan kebenaran.
“Buku ini bukan penghakiman kepada seseorang, tetapi pembelaan terhadap kebenaran. Serta perjuangan untuk membuat negara ini tumbuh dalam kejujuran, keadilan, dan kebenaran,” tegasnya.
Penulis buku ini menantang pihak yang berbeda pendapat untuk memberikan tanggapan berupa karya riset tandingan, bukan sekadar komentar. Hal ini menunjukkan kepercayaan diri penulis terhadap metodologi dan temuan penelitian mereka.
“Kalau tidak sepakat, silakan jawab dengan buku dan riset juga. Jangan hanya komentar,” ujar Dokter Tifauzia.
Dengan distribusi global melalui Amazon, Dokter Tifauzia optimis bahwa pesan dan temuan penelitian mereka akan sampai ke khalayak ramai dan tidak akan mudah dibungkam. Mereka percaya bahwa buku ini akan menjadi perantara untuk menyampaikan suara mereka, terutama jika mereka menghadapi kendala dalam menyampaikan pendapat secara langsung.
“Manusia bisa dibungkam, tapi buku tidak. Biarlah buku ini menjadi pembela kami, wakil kami berbicara seandainya kekuasaan jahat membuat kami sulit bicara,” tambahnya.
Selain tiga penulis utama, kemungkinan besar terdapat tim riset yang mendukung proses penelitian ini. Detail mengenai komposisi tim riset dan durasi penelitian perlu diinformasikan lebih lanjut agar kredibilitas buku semakin terjamin. Penjelasan lebih detail mengenai metodologi penelitian yang digunakan juga akan memperkuat argumen yang disampaikan dalam buku. Informasi tambahan seperti dampak yang diharapkan dari publikasi buku ini terhadap kebijakan publik atau opini publik juga akan meningkatkan daya tarik dan nilai berita dari artikel ini.