Tragedi tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu, 2 Juli 2024, pukul 23.35 WIB, menyisakan duka mendalam. Kapal yang mengangkut 53 penumpang, 12 anak buah kapal (ABK), dan 22 kendaraan tersebut tenggelam di jalur Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) – Pelabuhan Gilimanuk (Bali). Insiden ini langsung memicu operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) gabungan yang melibatkan berbagai pihak.
Tim SAR gabungan, yang terdiri dari Basarnas, TNI AL, Polairud, dan potensi SAR lainnya, segera mengerahkan seluruh kekuatannya. Pencarian dilakukan secara intensif baik di laut, udara, maupun darat. Mereka mengoptimalkan penggunaan alat utama operasi SAR untuk mempercepat proses pencarian korban. Operasi SAR ini dilakukan secara terus menerus, termasuk pada malam hari dengan memanfaatkan kapal-kapal yang memiliki fleksibilitas tinggi, sehingga tidak mengganggu jalur penyeberangan reguler.
Upaya Pencarian dan Penyelamatan
Pada hari kedua pasca kejadian, upaya pencarian dan penyelamatan terus digencarkan. Tim SAR gabungan berhasil menemukan sejumlah korban. Hingga Kamis malam, tercatat 29 orang selamat dan 6 orang meninggal dunia. Para korban selamat langsung diserahkan kepada keluarga mereka di Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Gilimanuk. Proses penyerahan jenazah korban meninggal dunia juga dilakukan dengan penuh penghormatan dan didampingi oleh Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi.
Menteri Perhubungan secara langsung menyerahkan jenazah para korban kepada keluarga mereka. Beliau menyampaikan turut berduka cita dan berharap keluarga korban diberi ketabahan. Penyerahan jenazah dilakukan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Identitas enam korban meninggal dunia yang telah teridentifikasi antara lain Ekos Satrio, Elok Rumantini, Cahyani, Fitri April Lestari, dan Afan A. Mustafa. Informasi detail mengenai identitas korban terus dihimpun dan diumumkan oleh pihak berwenang.
Korban Hilang dan Lanjutan Pencarian
Meskipun sejumlah korban telah ditemukan, masih ada 30 orang yang dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian. Tim SAR gabungan terus memperluas area pencarian untuk menemukan para korban yang masih hilang. Data Posko Operasi SAR di Pelabuhan Ketapang mencatat total korban yang ditemukan hingga Kamis malam adalah 35 orang (29 selamat dan 6 meninggal), dengan 30 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Pencarian terus dilakukan dengan melibatkan berbagai unsur, baik dari Basarnas, TNI, Polri, serta masyarakat sekitar. Teknologi dan peralatan canggih turut dikerahkan untuk mendukung proses pencarian. Keterlibatan masyarakat juga sangat membantu, dengan adanya informasi dari nelayan dan warga sekitar yang dapat membantu mempersempit area pencarian.
Investigasi Penyebab Kecelakaan
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah memulai investigasi untuk mengungkap penyebab kecelakaan KMP Tunu Pratama Jaya. Investigasi ini akan mencakup berbagai aspek, mulai dari kondisi kapal, cuaca, hingga prosedur keselamatan yang diterapkan. Hasil investigasi diharapkan dapat mencegah terjadinya kecelakaan serupa di masa mendatang.
Proses investigasi KNKT akan melibatkan berbagai ahli dan pakar di bidangnya. Mereka akan menganalisis data dan bukti yang dikumpulkan untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan tersebut. Informasi lebih lanjut mengenai hasil investigasi akan diumumkan secara resmi oleh KNKT setelah proses investigasi selesai dilakukan. Hal ini penting untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan kasus ini.
KMP Tunu Pratama Jaya berangkat dari Pelabuhan Ketapang pada pukul 22.56 WIB dan tenggelam sekitar pukul 23.35 WIB. Seluruh pihak terkait berkomitmen untuk menuntaskan pencarian korban dan mengungkap penyebab kecelakaan tersebut. Dukungan dan solidaritas dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk membantu meringankan beban keluarga korban dan membantu proses pemulihan pasca kejadian ini.
Tinggalkan komentar