Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, menggelar Media Gathering. Acara ini bertepatan dengan Hari Pers dan sekaligus menjadi ajang evaluasi peran media dalam Pilkada Serentak 2024. Rangkaian kegiatan tersebut diharapkan mampu memperkuat kolaborasi antara KPUD dan insan pers dalam menyukseskan pesta demokrasi mendatang.
Media Gathering yang berlangsung Jumat (28/2/2025) di sebuah hotel di Pemalang menghadirkan para ahli di bidang komunikasi, media, dan kepemiluan. Diskusi dan pemaparan materi bertujuan untuk menelaah peran krusial media dalam proses pemilu yang transparan dan akuntabel. Acara ini juga menjadi momen penting untuk merefleksikan perjalanan liputan media selama proses pemilu.
Assoc. Prof. Dr. Teuku Afrizal, S.E., M.Env.Mgt., Ph.D. dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menjadi salah satu pembicara kunci. Sebagai akademisi berpengalaman, termasuk pernah menjabat Ketua Panitia Luar Negeri di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia (2019), Prof. Teuku Afrizal menekankan pentingnya peran media dalam menjaga transparansi dan kredibilitas pemilu di era digital.
Selain Prof. Teuku Afrizal, sejumlah narasumber lainnya turut berbagi pengetahuan dan pengalaman. Mereka antara lain Ali Basarah (Ketua Persatuan Wartawan Indonesia atau PWI Kabupaten Pemalang), Teguh Irawan, S.M (Tenaga Ahli Komisi Informasi Publik Daerah atau KIPD Jawa Tengah), dan Prof. Diry Suparto, S.Sos., M.Si. (Dosen Komunikasi Politik Universitas Pancasakti, sekaligus moderator diskusi).
Ketua KPUD Kabupaten Pemalang, Agus Setiyanto, dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya kepada insan pers. Beliau juga menyampaikan permohonan maaf kepada media yang tidak dapat diundang.
“Pemilu di Pemalang sangat menjadi perhatian nasional. Ini merupakan sejarah pemilu yang sering muncul di berbagai media nasional dan media sosial,” ungkap Agus Setiyanto.
Agus Setiyanto juga menekankan pentingnya peran media dalam memberikan informasi akurat dan meningkatkan kesadaran politik publik. Ia menambahkan keterbatasan kapasitas ruang di kantor KPUD sebagai alasan tidak semua media dapat diundang.
“Hari ini kami mengundang sekitar 100 awak media. Kami juga ingin menyampaikan permohonan maaf kepada media yang tidak kami undang sebelumnya saat pemilu, karena jika semua kami undang, gedung KPUD akan penuh sesak,” tambahnya.
Sesi tanya jawab turut mewarnai acara. Salah satu pertanyaan yang menarik perhatian datang dari wartawan senior Pemalang, Ripto Kucir. Ia mempertanyakan transparansi anggaran yang dialokasikan untuk media dalam proses pemilu. Pertanyaan ini dinilai penting untuk memastikan akuntabilitas KPUD dalam mendukung kerja jurnalistik.
Media Gathering diharapkan mampu memperkuat sinergi antara KPUD Pemalang dan media massa. Evaluasi yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme pemberitaan seputar pemilu serta meningkatkan partisipasi publik dalam Pilkada mendatang.