Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato yang sarat akan keprihatinan dan ajakan perubahan dalam forum Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, pada Selasa (23/9). Dalam pidatonya, Prabowo menyoroti langsung tragedi kemanusiaan yang terjadi di dunia saat ini, terutama yang disaksikan oleh generasi muda, dan menyerukan tindakan nyata untuk menciptakan dunia yang lebih baik.
Prabowo memulai pidatonya dengan menyoroti bagaimana anak-anak di seluruh dunia, yang sedang dalam masa pertumbuhan, menyaksikan langsung berbagai tragedi yang terjadi. Ia menekankan bahwa mereka belajar mengenai kepemimpinan bukan hanya dari teori, tetapi juga dari tindakan nyata yang diambil oleh para pemimpin dunia.
Dalam konteks tragedi, Prabowo secara khusus menyinggung situasi di Gaza. Ia menggambarkan penderitaan yang dialami oleh mereka yang tak berdosa, yang memohon pertolongan dan keselamatan. Ia mempertanyakan siapa yang akan menyelamatkan mereka yang menghadapi bahaya, trauma, dan kelaparan. Prabowo mengajak seluruh pihak untuk tidak berdiam diri dalam menghadapi krisis kemanusiaan ini.
Ia menegaskan bahwa bencana kemanusiaan di Gaza harus segera dihentikan. Menurutnya, hal ini dapat diwujudkan melalui kerja sama dan kekuatan bersama melalui forum multilateral.
Prabowo menekankan pentingnya memperjuangkan tatanan multilateral yang kuat. Dalam tatanan tersebut, perdamaian, kemakmuran, dan kemajuan bukan hanya menjadi hak istimewa bagi segelintir orang, tetapi menjadi hak bagi semua. Ia percaya bahwa dengan PBB yang kuat, dunia dapat dibangun di mana yang lemah tidak menderita karena kelemahan mereka, melainkan hidup dengan keadilan yang layak mereka terima.
Presiden Prabowo, dalam pidatonya, kembali menegaskan urgensi untuk mengakhiri bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza. Ia mengajak dunia untuk bersatu dalam mewujudkan tujuan ini.
Prabowo kemudian menyerukan agar perjalanan besar kemanusiaan yang menjadi cita-cita PBB dapat terus dilanjutkan. Ia mendorong penggunaan ilmu pengetahuan untuk membangun, bukan menghancurkan. Ia juga mengajak negara-negara yang sedang berkembang untuk membantu negara lain dalam mencapai kemajuan.
Presiden Prabowo mengungkapkan keyakinannya terhadap peran penting yang akan dimainkan oleh para pemimpin peradaban dunia. Ia menyebutkan perwakilan dari Barat, Timur, Utara, Selatan, Amerika, Eropa, India, Tiongkok, dan dunia Islam.
Prabowo berharap para pemimpin dunia akan menunjukkan kenegarawanan, kebijaksanaan, kerendahan hati, serta mampu menahan diri dari kebencian dan kecurigaan.
Berikut adalah pernyataan langsung dari Prabowo Subianto:
“Anak-anak kita sedang menyaksikan. Mereka belajar soal kepemimpinan bukan dari buku teks, melainkan dari pilihan-pilihan kita. Hari ini, tragedi yang mengerikan di Gaza terjadi di depan mata kita. Mereka yang tak berdosa menangis meminta pertolongan, keselamatan. Siapa yang akan menyelamatkan mereka? Siapa yang akan menyelamatkan orang tua, perempuan, anak-anak? Jutaan menghadapi bahaya, trauma, dan kelaparan. Apakah kita bisa tetap diam?”
“Kita harus bertindak sekarang. Kita harus memperjuangkan tatanan multilateral di mana perdamaian, kemakmuran, dan kemajuan bukan hak istimewa segelintir, melainkan hak semua. Dengan PBB yang kuat, kita bisa membangun dunia di mana yang lemah tidak menderita karena kelemahannya, tetapi hidup dengan keadilan yang layak mereka terima.”
“Mari kita teruskan perjalanan besar kemanusiaan, cita-cita tanpa pamrih yang melahirkan PBB. Mari kita gunakan ilmu pengetahuan untuk membangkitkan, bukan menghancurkan. Mari negara-negara yang sedang bangkit membantu yang lain untuk bangkit.”
“Saya yakin para pemimpin peradaban besar dunia, Barat, Timur, Utara, Selatan, Amerika, Eropa, India, Tiongkok, dunia Islam akan bangkit menjalankan peran historis mereka. Kami berharap para pemimpin dunia akan menunjukkan kenegarawanan, kebijaksanaan, kerendahan hati, dan menahan diri, mengatasi kebencian dan kecurigaan.”