Menkeu Purbaya Bongkar Rahasia: 5,04% Bukan Cuma Angka, Tapi Ini!

Menkeu Purbaya Bongkar Rahasia 504 Bukan Cuma Angka Tapi Ini

Perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang menggembirakan di kuartal ketiga tahun 2025. Pertumbuhan ekonomi mencapai 5,04 persen secara tahunan (yoy), sebuah pencapaian yang menandakan stabilitas di tengah tantangan global. Kabar baik ini disampaikan oleh Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, yang optimis bahwa “mesin ekonomi nasional” masih berjalan dengan baik.

Capaian ini menjadi bukti nyata kekuatan fundamental ekonomi Indonesia. Meskipun ada perlambatan ekspor dan tekanan ekonomi di beberapa negara mitra dagang utama, sektor konsumsi domestik, investasi, dan pengeluaran pemerintah menjadi pilar utama pertumbuhan. Pemerintah juga menekankan efektivitas pengelolaan kebijakan fiskal dalam menjaga stabilitas ekonomi.

Kebijakan Fiskal dan Dampaknya

Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan bagaimana arah kebijakan fiskal saat ini memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. Berikut adalah beberapa poin penting:

Konsumsi Rumah Tangga dan Pengeluaran Pemerintah

Konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan sebesar 4,89 persen. Hal ini didorong oleh peningkatan mobilitas, transaksi digital, serta pengeluaran transportasi dan komunikasi yang tumbuh signifikan, yaitu 6,41 persen. Konsumsi pemerintah juga menunjukkan peningkatan sebesar 5,49 persen, yang mencerminkan percepatan belanja dan realisasi anggaran pada kuartal ketiga.

Investasi dan Ekspor

Investasi tumbuh sebesar 3,02 persen (yoy), terutama pada sektor bangunan dan infrastruktur yang didukung oleh proyek strategis nasional. Sementara itu, ekspor barang dan jasa meningkat sebesar 9,91 persen, didukung oleh kinerja kuat industri domestik dan meningkatnya permintaan dari negara mitra utama. Ekspor jasa juga mengalami kenaikan sebesar 7,62 persen, seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara hingga 21,8 persen.

Sektor Unggulan

Secara sektoral, industri pengolahan naik 5,54 persen, didorong oleh lonjakan subsektor logam dasar sebesar 18,62 persen dan industri kimia-farmasi sebesar 11,65 persen. Sektor pertanian tumbuh 4,93 persen, sementara sektor perdagangan, akomodasi, dan komunikasi tumbuh di atas 5 persen.

Pesan dari Presiden Prabowo dan Laporan Menko Airlangga

Dalam kesempatan berbeda, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan hasil pertumbuhan ekonomi kepada Presiden RI, Prabowo Subianto. Pertemuan tersebut berlangsung di Kompleks Istana Kepresidenan pada 5 November 2025.

Airlangga menuturkan bahwa Presiden Prabowo menekankan pentingnya menjaga momentum pertumbuhan hingga kuartal IV. Meski pertumbuhan di kuartal III sedikit melambat dibandingkan kuartal II, pemerintah tetap optimis target tahunan 5,2 persen dapat tercapai.

Airlangga juga menyoroti beberapa indikator ekonomi yang menunjukkan potensi rebound pada kuartal IV.

Ia menambahkan, “Kuartal IV akan naik, inflasi dilihat saja naik di kuartal III akhir.”

Beberapa indikator yang disebutkan Airlangga meliputi:

* Indeks keyakinan konsumen di level 115.
* PMI (Purchasing Managers’ Index) di atas 51.
* Tren peningkatan pada beberapa indikator belanja seperti Mandiri Spending Index dan data BCA.

Airlangga melanjutkan dengan menyatakan:

“Daya beli naik di Q4, terbukti dari kenaikan investasi di emas dan perhiasan, serta meningkatnya pengeluaran rumah tangga,”

Analisis Pakar dan Prospek Ekonomi

Faisal Rachman, Kepala Riset Makroekonomi dan Pasar Keuangan Permata Bank, memberikan pandangannya mengenai pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga. Ia menilai bahwa perlambatan ekonomi bersifat musiman dan pertumbuhan 5,04 persen menunjukkan arah pemulihan yang solid.

Faisal menyatakan:

“Secara kumulatif, pertumbuhan dalam sembilan bulan pertama tahun 2025 mencapai sekitar 5,01 persen, menandakan lintasan pertumbuhan yang semakin menguat,”

Menurut Faisal, prospek PDB ke depan akan bergantung pada percepatan belanja pemerintah di sektor produktif serta dukungan terhadap investasi.

Ia menjelaskan lebih lanjut:

“Prospek investasi tetap positif, terutama dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga global dan domestik yang menurunkan biaya pembiayaan,”

Faisal juga menyoroti potensi tantangan dari sisi ekspor.

“Pertumbuhan PDB berada di kisaran 5,0 hingga 5,1 persen untuk tahun 2025, revisi ke atas dari proyeksi sebelumnya,” tandasnya.

Dapatkan Berita Terupdate dari INDObrita di:
PASANG IKLAN ANDA DISINI