Lima Guru Besar Baru Dilantik, Konsep Bisnis Berkelanjutan Diusung

Lima Guru Besar Baru Dilantik Konsep Bisnis Berkelanjutan Diusung

Lima guru besar baru Universitas Mercu Buana (UMB) resmi dikukuhkan. Upacara pengukuhan berlangsung di Kampus Meruya, Jakarta Barat, Selasa (19/8). Rektor UMB, Prof. Dr. Ir. Andi Adriansyah, M.Eng., menekankan bahwa pengukuhan ini bukan akhir perjalanan, melainkan awal tanggung jawab yang lebih besar.

Pengukuhan guru besar merupakan puncak prestasi akademik. Namun, tanggung jawab tersebut meluas kepada pengembangan ilmu pengetahuan, kemajuan masyarakat, dan kemajuan bangsa secara keseluruhan. Para guru besar diharapkan mampu berkontribusi nyata bagi Indonesia.

Salah satu guru besar yang dikukuhkan, Prof. Dr. Indra Siswanti, M.M., menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Hexaple Bottom Line: Sebuah Paradigma Baru dalam Bisnis Berkelanjutan Bank Syariah”. Dalam orasinya, Indra memperkenalkan konsep Hexaple Bottom Line (HBL) sebagai kerangka baru untuk keberlanjutan bank syariah.

Konsep HBL merupakan pengembangan dari Triple Bottom Line (People, Planet, Profit). Indra menjelaskan evolusi kerangka keberlanjutan bisnis, dimulai dari Triple Bottom Line, kemudian Quadruple Bottom Line (menambahkan dimensi Prophet – nilai spiritual), dan Pentuple Bottom Line (menambahkan Phenotechnology – inovasi teknologi).

“HBL melengkapi kerangka itu dengan dimensi keenam, yakni Partnership. Kolaborasi multipihak menjadi kunci keberlanjutan bank syariah sekaligus mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan global,” ujar Indra dalam pidatonya.

Konsep HBL menekankan keseimbangan enam dimensi: People, Planet, Profit, Prophet, Phenotechnology, dan Partnership. Hal ini penting untuk menyeimbangkan aspek sosial, lingkungan, ekonomi, etika, teknologi, dan kolaborasi dalam ekosistem keuangan Islam.

Partnership, menurut Indra, bukan hanya meningkatkan daya saing bank syariah, tetapi juga mengoptimalkan kontribusinya terhadap inklusi keuangan, pembiayaan hijau, dan pencapaian SDG 17 (Partnership for the Goals). Ini menunjukkan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan secara global.

Rektor UMB, Prof. Dr. Ir. Andi Adriansyah, M.Eng., menyatakan bahwa gelar guru besar bukanlah akhir dari perjalanan akademik. “Guru besar harus menjadi mercu suar bagi masyarakat, penunjuk arah bagi generasi penerus, sekaligus penggerak perubahan sosial,” tegas Rektor Andi.

Selain Prof. Dr. Indra Siswanti, M.M., empat guru besar lain juga dikukuhkan. Mereka adalah Prof. Rizki Briandana, M.Comm., Ph.D. (Ilmu Media dan Komunikasi), Prof. Dr. Herry Agung Prabowo, M.MSc., Ph.D. (Lean Manufacturing), Prof. Dr. Ratna Mappanyukki, M.Si. (Ilmu Audit), dan Prof. Dr. Dewi Nusraningrum, M.Si. (Ilmu Manajemen).

Pengukuhan ini dihadiri oleh Ketua LLDIKTI III, Dr. Henri Togar Hasiholan Tambunan, dan jajaran pimpinan universitas. Kehadiran mereka menunjukkan pentingnya acara pengukuhan guru besar ini bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia.

Rektor Andi menekankan pentingnya kontribusi nyata para guru besar bagi masyarakat. “Karya para guru besar tidak boleh berhenti di jurnal akademis saja, melainkan harus menembus batas kampus dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

Dengan demikian, kontribusi para guru besar diharapkan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat luas. Pengembangan ilmu pengetahuan harus selaras dengan upaya menjaga bumi dan membangun masa depan yang lebih baik. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama bagi seluruh civitas akademika.

UMB berharap agar para guru besar baru ini dapat menjadi inspirator dan pemimpin dalam berbagai bidang. Kehadiran mereka diharapkan mampu mendorong kemajuan Universitas Mercu Buana dan berkontribusi bagi Indonesia yang lebih baik. Pengukuhan ini menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.

Dapatkan Berita Terupdate dari INDObrita di:
PASANG IKLAN ANDA DISINI