Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akan menggelar Pemilu Raya 2025 untuk memilih ketua umum periode berikutnya. Proses demokrasi internal ini akan mencapai puncaknya pada Kongres Nasional di Solo, 19 Juli 2025. Tiga calon telah resmi ditetapkan untuk bersaing memperebutkan kursi pimpinan tertinggi partai tersebut.
Salah satu calon yang maju adalah petahana, Kaesang Pangarep, dengan nomor urut 2. Ia akan berhadapan dengan dua kandidat lainnya: Ronald A. Sinaga (Bro Ron) dengan nomor urut 1, dan Agus Mulyono Herlambang yang menempati nomor urut 3. Ketiga calon telah dinyatakan memenuhi semua persyaratan oleh Ketua Steering Committee Kongres PSI, Andy Budiman.
“Kami nyatakan bahwa ketiganya sudah memenuhi syarat untuk maju sebagai calon ketua umum,” tegas Andy Budiman dalam konferensi pers, Selasa (24/6/2025).
Persyaratan untuk menjadi calon ketua umum PSI cukup ketat. Setiap kandidat wajib mendapatkan dukungan minimal lima Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan 20 Dewan Pimpinan Daerah (DPD). Proses Pemilu Raya sendiri akan berlangsung dalam beberapa tahap.
Masa kampanye akan berlangsung dari 19 Juni hingga 11 Juli 2025. Ketiga calon akan memanfaatkan berbagai platform, baik daring maupun luring, untuk menyampaikan visi dan misi mereka kepada kader PSI. Setelahnya, masa pemungutan suara akan dilakukan secara daring dari tanggal 12 hingga 19 Juli 2025. Kongres Nasional di Solo pada 19 Juli 2025 akan menentukan ketua umum terpilih.
Sekretaris Steering Committee, Benediktus Papa, menjelaskan bahwa masing-masing kandidat memiliki kebebasan dalam menentukan strategi kampanye. “Kami berikan kebebasan kepada ketiga kandidat untuk menggunakan berbagai platform dan metode dalam menyampaikan visi-misi kepada seluruh anggota PSI,” jelas Benediktus Papa.
Pemilu Raya PSI ini diklaim sebagai bentuk komitmen partai terhadap politik yang terbuka dan inklusif. Wakil Ketua Umum PSI, Andy Budiman, menekankan hal tersebut.
“Pemilu Raya ini akan menjadi awal bagi PSI untuk menjadi Partai Super Terbuka, partai yang dimiliki oleh seluruh anggota, bukan milik keluarga atau elite tertentu,” ujar Andy Budiman.
Sistem pemilihannya menerapkan prinsip “one man, one vote”, memastikan setiap anggota memiliki hak suara yang setara. Andy Budiman menambahkan bahwa proses ini merupakan bagian dari transformasi PSI untuk merangkul aspirasi masyarakat, khususnya generasi muda.
“Momentum ini akan menjadi tonggak sejarah bagi PSI untuk membangun tradisi politik baru yang terbuka dan modern,” pungkas Andy Budiman.