Pemeriksaan identitas penumpang di bandara dan maskapai penerbangan menjadi sorotan tajam. Auditor Kepolisian Madya Tingkat II Itwasum Polri, Manang Soebeti, menyoroti lemahnya sistem verifikasi identitas, terutama pasca mencuatnya kasus penculikan anak bernama Bilqis. Kasus ini mengungkap betapa mudahnya pelaku membawa korban melintasi beberapa wilayah menggunakan berbagai moda transportasi.
Manang menekankan pentingnya penerapan standar operasional prosedur (SOP) yang ketat dalam pemeriksaan identitas penumpang. Hal ini termasuk penumpang anak-anak yang belum memiliki kartu identitas. Pengawasan yang lebih baik diharapkan dapat mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Verifikasi Identitas yang Diperketat
Manang Soebeti, dalam unggahannya di media sosial, menggarisbawahi pentingnya verifikasi identitas penumpang. Ia menyebutkan bahwa bandara dan maskapai harus lebih serius dalam melakukan pengecekan identitas.
Pentingnya Verifikasi di Berbagai Tahap
Verifikasi identitas tidak hanya perlu dilakukan saat proses *check-in*, tetapi juga di area pintu keberangkatan. Hal ini bertujuan untuk memastikan setiap penumpang sesuai dengan dokumen resmi yang mereka miliki. Langkah ini dianggap krusial untuk mencegah adanya penumpang yang tidak memiliki dokumen yang sah.
Verifikasi Khusus untuk Penumpang Anak
Manang juga menyoroti pentingnya verifikasi identitas bagi anak-anak di bawah usia 17 tahun yang belum memiliki KTP. Dokumen yang digunakan sebagai bukti adalah Kartu Keluarga (KK).
Manang menegaskan:
“Bagaimana dengan anak kecil yang usianya masih di bawah 17 dan belum memiliki KTP atau masih balita? Tentunya tetap harus dimintai ID yaitu kartu keluarga.”
Kasus Bilqis: Celah Keamanan yang Terbuka
Kasus penculikan Bilqis menjadi contoh nyata dari kelemahan sistem keamanan transportasi. Manang menilai bahwa kelalaian dalam pengecekan identitas telah membuka celah bagi pelaku kejahatan.
Manang menjelaskan,
“Keamanan bandara atau maskapai penerbangan sendiri bisa dikatakan teledor.”
Hal ini memungkinkan pelaku membawa korban hingga ribuan kilometer tanpa terdeteksi sejak awal keberangkatan.
Kronologi Singkat Kasus Bilqis
Bilqis, seorang anak berusia enam tahun, dilaporkan hilang pada Minggu pagi, 3 November 2025, di Makassar. Ia terakhir terlihat menunggu ayahnya di sebuah taman.
Setelah hilangnya Bilqis, keluarga segera melakukan pencarian dan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib.
Penemuan Bukti dan Laporan Polisi
Keluarga Bilqis menemukan rekaman CCTV yang menunjukkan seorang perempuan menggandeng Bilqis. Hal ini menguatkan dugaan penculikan, dan keluarga segera melapor ke Polrestabes Makassar.
Operasi Pencarian Lintas Daerah
Laporan tersebut memicu operasi pencarian lintas daerah yang melibatkan koordinasi antara kepolisian Makassar, bandara, dan wilayah lain yang menjadi kemungkinan jalur pelarian.
Penemuan Bilqis dan Implikasi
Lima hari setelah menghilang, Bilqis akhirnya ditemukan selamat di Jambi. Penemuan ini semakin mempertegas dugaan polisi bahwa pelaku memanfaatkan celah pengawasan di bandara dan sarana transportasi lainnya.