Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menekankan perlunya strategi nasional yang komprehensif untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Potensi kebijakan proteksionis serupa masa pemerintahan Donald Trump (“Trump 2.0”) dan eskalasi perang dagang antara negara-negara adidaya menjadi ancaman nyata bagi perekonomian Indonesia.
Anindya menyampaikan hal ini dalam acara halalbihalal Kadin Indonesia. Ia mendesak Indonesia untuk proaktif mengambil peluang di tengah gejolak global, bukan hanya menjadi penonton pasif. Indonesia perlu berupaya menjadi pemenang dalam persaingan perdagangan internasional yang semakin ketat.
Strategi Kadin Indonesia Menghadapi Ketidakpastian Global
Kadin Indonesia berencana melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat untuk membahas tiga agenda utama. Pertama, transisi energi dan potensi kerja sama Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan. Kedua, peningkatan kerja sama dengan Kamar Dagang AS (U.S. Chamber of Commerce). Ketiga, promosi investasi Indonesia dalam forum finansial bergengsi, Milken Institute Global Conference 2025 di Los Angeles.
Kunjungan ini bertujuan untuk menunjukkan keseriusan Indonesia dalam berdagang dan meraih keuntungan yang adil dalam perdagangan internasional. Kadin juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan kementerian terkait lainnya untuk mendukung kesepakatan bilateral yang ditargetkan rampung dalam dua bulan.
Neraca Perdagangan Indonesia-AS dan Relokasi Dagang
Meskipun neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat saat ini masih positif (sekitar USD 18 miliar), impor migas yang mencapai USD 40 miliar menjadi tantangan. Kadin mendorong relokasi dagang yang lebih seimbang untuk memperkuat posisi tawar Indonesia.
Peningkatan ekspor produk unggulan seperti alas kaki, elektronik, dan tekstil menjadi fokus utama. Kadin akan melibatkan asosiasi dan Kadin daerah untuk merumuskan strategi yang tepat guna mencapai keseimbangan perdagangan yang lebih menguntungkan Indonesia.
Pergeseran Pola Perdagangan dan Reformasi Regulasi Domestik
Anindya mencatat pergeseran pola perdagangan global yang kini lebih dominan bersifat bilateral daripada multilateral. Ia menganalogikannya dengan praktik “dagang ala Glodok”, yang menekankan negosiasi langsung dan praktis. Model ini, meskipun informal, ternyata efektif di tengah ketidakpastian global.
Reformasi regulasi domestik, termasuk terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan kuota impor, sangat krusial. Tujuannya adalah menghindari deindustrialisasi dan mendorong industrialisasi berbasis nilai tambah, yang disebut Anindya sebagai “hidirisasi”.
Potensi Transisi Energi dan Kerja Sama dengan Pasar Non-Tradisional
Indonesia memiliki potensi besar dalam transisi energi, khususnya energi terbarukan seperti panas bumi, surya, air, dan angin, serta ketersediaan mineral kritis. Hal ini menjadi peluang besar untuk menarik investasi asing dan berkontribusi pada industri hijau global.
Selain Amerika Serikat, Kadin juga membuka peluang kerja sama dengan pasar non-tradisional seperti Turki dan negara-negara Uni Eropa. Kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan ke Indonesia telah membuka peluang perjanjian dagang baru yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha Indonesia.
Sinergi dan Optimisme untuk Menang di Kompetisi Global
Anindya mengajak semua pihak, pemerintah pusat dan daerah serta pelaku usaha, untuk bersinergi menghadapi tantangan global. Ia optimistis Indonesia dapat memenangkan kompetisi global jika mampu merespon momentum dengan cepat dan tepat.
Ia mencontohkan bagaimana Vietnam dan Malaysia berhasil meraih keuntungan di era “Trump 1.0”. Indonesia perlu belajar dari keberhasilan mereka dan mengambil langkah strategis untuk meraih kesuksesan serupa, bahkan melampaui pencapaian negara-negara tersebut di era “Trump 2.0”.
Keberhasilan Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global sangat bergantung pada kemampuan pemerintah dan sektor swasta untuk berkolaborasi, mengembangkan strategi yang tepat, dan memanfaatkan peluang yang ada. Keberanian untuk beradaptasi dengan perubahan dan inovasi menjadi kunci untuk meraih keunggulan kompetitif di pasar internasional.