Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI mengecam keras serangan militer sepihak Amerika Serikat terhadap Iran. Serangan ini terjadi di tengah perundingan antara Iran dan Uni Eropa di Swiss, sebuah tindakan yang dinilai sangat memprihatinkan dan merusak kepercayaan terhadap diplomasi internasional.
Ketua BKSAP DPR RI, Mardani Ali Sera, menyatakan keprihatinannya. Ia menegaskan bahwa tindakan AS tersebut bukan hanya serangan fisik, melainkan juga tamparan terhadap multilateralisme dan penyelesaian damai melalui jalur diplomasi. Serangan ini, yang dilakukan berbarengan dengan pertemuan diplomatik, menunjukkan penolakan terang-terangan terhadap upaya dialog.
Mardani menekankan pentingnya peran parlemen dunia dalam mencegah konflik dan menjaga perdamaian. Ia berpendapat bahwa kekuatan militer tidak seharusnya menjadi alat utama penyelesaian sengketa internasional. Sebaliknya, parlemen dan diplomasi parlementer harus menjadi garda depan dalam membangun kepercayaan antarnegara dan mendorong penyelesaian damai yang berkelanjutan. “Justru parlemen dan diplomasi parlementer harus menjadi garda depan dalam membangun kepercayaan antarnegara dan mendorong penyelesaian damai yang berkelanjutan,” tegas Mardani.
Konteks Serangan AS terhadap Iran
Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa AS telah melancarkan “serangan yang sangat sukses” terhadap tiga titik fasilitas nuklir di Iran pada Sabtu, 21 Juni 2024 (waktu setempat). Ia menyatakan bahwa semua pesawat AS telah meninggalkan ruang udara Iran, meskipun ketegangan di Timur Tengah meningkat.
Laporan menyebutkan bahwa serangan tersebut terjadi setelah Israel meminta AS untuk terlibat dalam serangan udara terhadap sejumlah titik di Iran. Israel sendiri telah beberapa kali menyerang fasilitas yang terkait dengan program pengembangan nuklir Iran sebelumnya. Situasi ini menunjukkan adanya peningkatan eskalasi konflik di kawasan tersebut.
Reaksi Iran
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dalam pesan video baru–baru ini, memperingatkan konsekuensi berat jika AS terlibat dalam konflik dengan Israel. Peringatan ini menggarisbawahi betapa sensitifnya situasi geopolitik di Timur Tengah dan potensi dampak dari eskalasi konflik.
Pernyataan Khamenei menunjukkan bahwa Iran mempertimbangkan serius tindakan AS dan siap untuk membalas atau mengambil tindakan pencegahan lainnya. Hal ini semakin memperburuk situasi dan membuat upaya diplomasi semakin sulit.
Peran Diplomasi dan Parlemen
Insiden ini menyoroti pentingnya peran diplomasi dan parlemen dalam mencegah eskalasi konflik. Kegagalan diplomasi dan dominasi pendekatan militer hanya akan memperburuk situasi dan menimbulkan korban jiwa serta kerugian ekonomi yang signifikan.
BKSAP DPR RI, melalui kecamannya, menyerukan kepada komunitas internasional untuk mendukung penyelesaian damai konflik Iran-AS. Mereka menekankan perlunya dialog dan negosiasi, serta penghormatan terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip multilateralisme.
Peran parlemen sebagai lembaga perwakilan rakyat sangat penting dalam mengawasi kebijakan luar negeri pemerintah dan memastikan bahwa penyelesaian damai diprioritaskan. Parlemen dapat memainkan peran sebagai jembatan komunikasi antar negara dan mendorong dialog konstruktif.
Ke depan, perlu adanya upaya kolektif dari komunitas internasional untuk mendorong dialog, menyelesaikan sengketa secara damai, dan menghindari penggunaan kekuatan militer sebagai solusi utama. Peran parlemen dan diplomasi parlementer menjadi kunci untuk mencapai tujuan ini.
Dilarang keras mengambil konten ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Tinggalkan komentar