Petualangan ke Pulau , Kepulauan Seribu, dimulai pada malam yang dingin. Saya bersama rombongan Sekolah Vokasi IPB Sukabumi memulai perjalanan yang telah lama kami nantikan. Tujuan kami: Pulau , di Kepulauan Seribu.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Perjalanan dimulai pukul 01.00 dini hari dengan bus menuju IPB Bogor. Di sana, kami bergabung dengan rombongan dari kampus utama sebelum melanjutkan perjalanan ke Pulau Pramuka. Meskipun kantuk masih terasa, antusiasme kami mengalahkan rasa lelah. Bayangan laut biru dan pantai pasir putih begitu memikat.

Perjalanan ini bukan sekadar liburan. Ini adalah kesempatan untuk belajar langsung tentang konservasi alam dan keindahan bawah laut. Kami berangkat menuju Pelabuhan Muara Angke pukul 04.00 pagi. Perjalanan darat memakan waktu beberapa jam. Sesampainya di pelabuhan, kami harus menunggu kapal.

Perjalanan Menuju Pulau Pramuka

Selama menunggu, sebagian rombongan berbincang, sementara saya menikmati pemandangan sekitar. Akhirnya, pukul 08.00 pagi, kapal berangkat. Ombak laut mulai terasa, angin sepoi-sepoi menerpa wajah. Perjalanan laut yang cukup panjang, sekitar empat jam, membuat sebagian rombongan mengalami mual.

Saya mencoba mengalihkan perhatian dengan menikmati pemandangan laut, tetapi akhirnya memilih tidur untuk mengurangi rasa pusing. Sesampainya di Pulau Pramuka, pemandangan yang menyapa kami adalah langit biru tanpa awan, pasir putih bersih, dan air laut yang jernih. Rasa lelah langsung sirna.

Kami segera menuju wisma untuk menaruh barang dan beristirahat sejenak sebelum memulai aktivitas selanjutnya. Pulau Pramuka menawarkan keindahan alam yang luar biasa. Pantai pasir putihnya yang lembut, air lautnya yang jernih dan berwarna biru kehijauan, serta terumbu karang yang masih terjaga membuat pulau ini menjadi destinasi yang sempurna bagi pecinta alam.

Edukasi Konservasi Penyu dan Kuda Laut

Setelah beristirahat hingga pukul 13.00, kami menuju tempat edukasi penyu dan kuda laut. Rombongan dibagi dua kelompok. Kelompok pertama mengunjungi pusat konservasi penyu, sementara kelompok kedua menuju tempat edukasi kuda laut. Di pusat konservasi penyu, kami mempelajari siklus hidup penyu, habitatnya, dan tantangan dalam pelestariannya.

Salah fakta menarik yang saya pelajari adalah suhu pasir tempat penyu bertelur menentukan jenis kelaminnya. Suhu hangat cenderung menghasilkan penyu betina, sementara suhu rendah menghasilkan penyu jantan. Ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga keseimbangan suhu lingkungan untuk keberlangsungan hidup penyu.

Kelompok kedua yang mengunjungi tempat edukasi kuda laut mendapatkan wawasan baru tentang perkembangbiakan dan adaptasi kuda laut. Yang paling menarik adalah fakta bahwa kuda laut jantan yang mengandung dan melahirkan anak-anaknya, sebuah fenomena unik di dunia hewan. Setelah sesi edukasi, kami bertukar tempat agar semua peserta mendapat pengalaman yang sama.

Penanaman Mangrove dan Aktivitas Sore

Setelah sesi edukasi, kami menanam mangrove. Kami mendapat arahan tentang pentingnya mangrove dalam menjaga ekosistem pesisir. Akar mangrove yang rapat mencegah abrasi dan menjadi habitat bagi berbagai spesies laut. Menanam mangrove, meskipun harus berkotor-kotor dengan lumpur, memberikan kepuasan tersendiri.

Menjelang sore, sebagian rombongan menikmati laut lebih dekat. Kami mencoba menyelam di tepi pantai dengan jaket pelampung dan juga memancing. Suasana sore yang hangat, deburan ombak, dan tawa riang membuat pengalaman ini semakin menyenangkan. Aktivitas ini memberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan alam dan menikmati keindahan Pulau Pramuka.

BBQ Party di Pinggir Pantai

Setelah mandi dan beristirahat, kami bersiap untuk BBQ party. Pukul 21.00, acara dimulai dengan membakar seafood segar. Udara malam yang sejuk, aroma ikan bakar, dan keceriaan menciptakan suasana akrab. Di sela-sela makan, kami bernyanyi, berjoget, dan bermain game.

Acara ini mempererat hubungan kami sebagai teman perjalanan. Malam itu terasa berharga, seolah melupakan kesibukan perkuliahan dan menikmati kebersamaan. Acara berakhir pukul 23.00, dan kami beristirahat untuk persiapan kegiatan esok hari. Suasana keakraban dan kebersamaan yang tercipta menambah kesan mendalam dalam perjalanan ini.

Sunrise dan Snorkeling di Pulau Air

Hari kedua dimulai dengan menyaksikan matahari terbit. Warna jingga, ungu, dan merah di langit menciptakan pemandangan indah dan menenangkan. Kami mengabadikan momen ini sebelum sarapan dan bersiap snorkeling di Pulau Air.

Pukul 09.00, kami mengenakan jaket pelampung dan masker diving, lalu berangkat ke Pulau Air dengan kapal kecil. Perjalanan sekitar 30 menit. Begitu tiba, kami langsung terjun ke laut, ditemani tour guide. Ini pengalaman snorkeling pertama saya, dan saya terpesona oleh keindahan bawah laut.

Terumbu karang yang berwarna-warni, ikan-ikan kecil yang berenang bebas, dan air laut yang jernih membuat pengalaman ini istimewa. Kami berenang mengitari pulau, bercanda, dan menikmati setiap momen. Keindahan bawah laut Pulau Air memberikan pengalaman yang tak terlupakan.

Perjalanan Pulang dan Refleksi

Setelah snorkeling, kami kembali ke wisma, membersihkan diri, dan bersiap pulang. Kami memastikan tidak meninggalkan sampah. Setelah berpamitan, kami menuju kapal kembali ke Pelabuhan Muara Angke. Perjalanan pulang pukul 13.00 terasa lebih cepat karena sebagian besar tertidur kelelahan.

Pukul 15.00, kami tiba di pelabuhan. Setelah perjalanan darat, kami sampai di IPB Bogor pukul 17.00 dan di IPB Sukabumi pukul 19.00. Meskipun perjalanan berakhir, kenangan yang saya bawa tidak akan pernah pudar.

Pulau Pramuka bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga tempat yang mengajarkan tentang keindahan alam dan pentingnya konservasi. Saya berharap suatu hari nanti dapat kembali ke sana, membawa cerita baru, dan menikmati kembali pesona Pulau Pramuka. Pengalaman ini telah membuka mata saya akan pentingnya menjaga kelestarian alam.

Muhammad Naufal Daffa
(Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB)