Warga Desa Amis, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, resah akibat aktivitas galian tanah merah yang marak di wilayah mereka. Konvoi truk pengangkut tanah yang silih berganti setiap hari telah menimbulkan masalah serius, yakni jalanan yang berdebu, bising, dan rawan kecelakaan.
Kecemasan warga semakin meningkat karena aktivitas ini mengancam keselamatan, khususnya anak-anak sekolah yang kerap melintas di jalan tersebut. Debu yang pekat dan lalu lalang truk yang padat, terutama di jam sibuk, menjadi ancaman nyata. Bahkan, kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa telah terjadi di perbatasan Desa Amis-Cikedung dan insiden warga Desa Loyang yang terjatuh dari sepeda motor karena tanah merah yang berserakan di jalan.
Seorang warga, yang enggan disebutkan namanya (59 tahun), mengungkapkan kekhawatirannya: “Kami Warga Desa Amis sangat tidak setuju dengan adanya aktivitas truk tanah merah. Kami kuatir anak-anak yang hendak berangkat kesekolah dan anak yang lainya juga, dikarenakan adanya truk konvoi di jam sibuk, belum lagi debu yang parah sekali.”
Pernyataan tersebut disampaikan pada Rabu (17/9/2025). Keresahan warga semakin menjadi karena kecelakaan yang terjadi diduga akibat aktivitas pengangkutan tanah merah yang dinilai membahayakan.
Kecurigaan warga mengarah pada dugaan aktivitas galian tanah merah tersebut ilegal atau tanpa izin resmi. Warga berharap Pemdes, Kecamatan, dan Pemkab Indramayu segera mengambil tindakan tegas untuk menghentikan aktivitas yang membahayakan tersebut.
Harapan warga agar pemerintah bertindak cepat dan mencegah jatuhnya korban jiwa semakin kuat. Mereka mendesak agar aktivitas galian tanah merah yang diduga ilegal segera dihentikan.
Jika pemerintah setempat tidak segera merespon keluhan warga, mereka mengancam akan melakukan aksi. Pernyataan tegas ini menunjukkan betapa seriusnya keresahan warga Desa Amis terhadap aktivitas galian tanah merah yang dinilai membahayakan keselamatan dan kenyamanan mereka. Mereka bertekad untuk terus melawan hingga aktivitas ilegal tersebut benar-benar dihentikan. “(Suryana)”