Pranoto Kudus: Dari Dewan, Ngaji, Hingga Dengar Suara Santri?

Pranoto Kudus Dari Dewan Ngaji Hingga Dengar Suara Santri

Anggota DPRD Kudus dari PDI Perjuangan, Pranoto, menunjukkan komitmennya terhadap nilai-nilai keagamaan di tengah kesibukan politik. Ia konsisten menggelar pengajian rutin setiap Rabu Wage di Pondok Pesantren Tahfidz Thoriqul Jannah miliknya di Desa Gamong, Kaliwungu, Kudus. Kegiatan ini bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan juga menjadi jembatan komunikasi antara Pranoto dengan konstituennya.

Pengajian yang diikuti santri, anak yatim, dan warga sekitar ini berlangsung hangat dan khusyuk. Pranoto aktif berpartisipasi, mulai dari membaca Al-Qur’an hingga berdoa bersama. Suasana tersebut menciptakan ikatan yang kuat antara anggota dewan dengan masyarakat yang diwakilinya. Lebih dari sekadar kegiatan keagamaan, pengajian ini menjadi wadah silaturahmi dan aspirasi.

“Ngaji ini bagian dari ikhtiar kami untuk terus belajar agama sekaligus bersilaturahmi dengan masyarakat pesantren,” ungkap Pranoto kepada wartawan, Rabu (24/9/2025).

Ia menekankan bahwa pengajian menjadi sarana penting untuk menyerap aspirasi langsung dari masyarakat pesantren. Informasi ini akan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan di DPRD. “Kami ingin mendengar langsung kebutuhan dan aspirasi mereka agar bisa diperjuangkan di DPRD,” tambahnya.

Pondok Pesantren Thoriqul Jannah, yang dibangun dengan biaya pribadi Pranoto, menjadi tempat berkumpulnya santri, anak yatim, dan warga sekitar. Pranoto juga mendorong semangat belajar Al-Qur’an di kalangan anak-anak. “Anak-anak pun antusias. Kami dorong mereka satu anak satu juz Al-Qur’an,” tuturnya.

Pengajian tak hanya diisi dengan membaca kitab suci. Tausiyah dari para kiai mengenai akhlak, keislaman, dan wawasan kebangsaan juga menjadi bagian penting. Tujuannya, untuk memperkuat karakter santri dan mempererat hubungan antara wakil rakyat dan masyarakat.

Meski mengaku belum mahir membaca Al-Qur’an, Pranoto tetap semangat menjalankan pengajian rutin. “Meskipun kemampuan saya terbatas, saya senang menggelar pengajian setiap selapan sekali. Semoga semakin banyak anggota dewan lain yang ikut berlomba-lomba melakukan kebaikan,” ucapnya.

Melalui konsistensi ini, Pranoto berharap bisa menginspirasi tokoh publik lain untuk lebih dekat dengan masyarakat dan menghidupkan nilai-nilai religius. Ia ingin kegiatan ini menjadi contoh nyata bagaimana seorang pemimpin bisa menyeimbangkan tugas politik dengan komitmen keagamaan.

Dapatkan Berita Terupdate dari INDObrita di:
PASANG IKLAN ANDA DISINI