Ledakan dahsyat mengguncang Kecamatan Cibalong, Garut, Jawa Barat pada Senin, 12 Mei 2025, pukul 09.00 WIB. Insiden ini mengakibatkan 13 korban jiwa, terdiri dari 9 warga sipil dan 4 anggota TNI. Para korban langsung dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk, Garut.
Berbagai sumber menyebutkan ledakan tersebut diduga berasal dari amunisi kadaluarsa yang diledakkan di dekat pantai Desa Sagara, Cibalong. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan mengenai penyebab jatuhnya korban jiwa dari kalangan warga sipil.
Kronologi dan Penyebab Kontroversial
Informasi awal dari akun Instagram @infogarut menyebutkan ledakan terjadi saat pemusnahan amunisi kadaluarsa di pinggir pantai. Namun, versi cerita ini masih simpang siur dan menimbulkan perdebatan.
Kapuspen TNI, Kristomei Sianturi, menyatakan bahwa warga sipil menjadi korban karena mendekati lokasi ledakan setelah kejadian untuk mengambil sisa-sisa material seperti logam dan tembaga yang dianggap bernilai jual.
Penjelasan ini dibantah oleh sejumlah warga melalui akun media sosial. Mereka mengklaim bahwa warga dilibatkan dalam proses pemusnahan amunisi oleh pihak TNI, bukan mengambil sisa material secara sembarangan.
Kesaksian Warga dan Bantahan
Akun X @catchmeupco mengutip kesaksian warga yang menyebutkan bahwa mereka berada di sekitar lokasi saat ledakan terjadi. Setelah ledakan, mereka mendekati lokasi untuk mengumpulkan sisa-sisa material seperti selongsong peluru.
Namun, sejumlah akun media sosial lainnya, termasuk @hanamuldii dan @rismanh99, membantah pernyataan tersebut. Mereka menegaskan bahwa warga membantu TNI dalam proses pemusnahan amunisi dan bukan sedang mengambil sisa-sisa material sesudah ledakan.
Akun @hanamuldii bahkan menyatakan bahwa jika warga memang sedang mengambil sisa-sisa material, tidak mungkin ada korban dari pihak TNI. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian keterangan antara pihak berwenang dan kesaksian warga.
Perkembangan Terbaru dan Investigasi
Informasi dari akun X @newstasikmalaya menyebutkan jumlah korban tewas bertambah menjadi 13 orang. Kapuspen TNI menegaskan kembali bahwa 4 di antara korban merupakan anggota TNI.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dan lengkap dari pihak berwenang mengenai kronologi kejadian yang sebenarnya dan penyebab pasti jatuhnya korban sipil. Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap fakta yang sebenarnya serta memastikan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Kejadian ini menyoroti pentingnya prosedur keamanan yang ketat dalam penanganan amunisi kadaluarsa dan perlunya transparansi dalam memberikan informasi kepada publik. Informasi yang tidak konsisten justru menimbulkan kebingungan dan ketidakpercayaan dari masyarakat.
Rekomendasi dan Kesimpulan
Kejadian di Garut ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya protokol keselamatan yang ketat dalam penanganan bahan peledak. Transparansi dan komunikasi yang efektif antara pihak berwenang dan masyarakat juga sangat krusial untuk mencegah kesalahpahaman dan menangani situasi darurat dengan lebih baik.
Investigasi menyeluruh perlu dilakukan untuk mengungkap fakta sebenarnya dan memastikan tanggung jawab atas kejadian ini. Langkah-langkah pencegahan yang komprehensif juga harus diambil untuk menghindari kejadian serupa di masa mendatang.