Di era digital yang serba cepat ini, media sosial telah menjadi platform utama penyebaran informasi. Namun, kemudahan akses ini juga membawa tantangan besar, terutama dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Serian Wijatno, seorang pengamat sosial dan pendidikan, menekankan pentingnya Pancasila sebagai benteng pertahanan terhadap provokasi dan informasi negatif di media sosial. Ia menyoroti maraknya berita hoaks, ujaran kebencian, dan konten-konten negatif lainnya yang mengancam keutuhan bangsa.
“Masih lemahnya pengawasan dan regulasi yang efektif oleh Pemerintah terhadap konten-konten di media sosial juga berpotensi memunculkan konflik horizontal,” ujar Serian Wijatno.
Ancaman Media Sosial terhadap Persatuan Bangsa
Permasalahan ini diperparah dengan minimnya literasi digital di kalangan masyarakat. Banyak individu yang belum memahami cara menggunakan teknologi dengan bijak, sehingga mudah terprovokasi dan terjebak dalam perpecahan sosial.
Interaksi yang terbatas pada kelompok dengan pandangan serupa semakin memperparah polarisasi dan fragmentasi masyarakat. Hal ini menciptakan “echo chamber” yang memperkuat bias dan memicu konflik.
Ketergantungan berlebihan pada teknologi juga berpotensi membuat masyarakat melupakan nilai-nilai luhur Pancasila dan lebih mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok sempit. Akibatnya, semangat kebersamaan dan toleransi yang menjadi landasan negara tergerus.
Peran Pancasila dalam Menghadapi Tantangan Digital
Serian Wijatno menegaskan bahwa Pancasila, sebagai ideologi negara, memiliki nilai-nilai yang dapat menjadi landasan moral yang kuat untuk melawan hoaks dan ujaran kebencian. Nilai-nilai toleransi, persatuan, dan keadilan yang terkandung di dalamnya dapat menjadi pedoman bagi masyarakat untuk hidup berdampingan secara damai dan saling menghormati.
“Pancasila sebagai ideologi negara dapat menjadi benteng yang kuat untuk melawan fenomena ini sebab Pancasila memiliki nilai-nilai yang dapat menjadi landasan moral bagi masyarakat Indonesia untuk hidup berdampingan dan saling menghormati,” tegasnya.
Solusi Mengatasi Masalah
Untuk mengatasi permasalahan ini, Serian Wijatno menyarankan beberapa langkah strategis. Pertama, peningkatan literasi digital masyarakat sangat penting. Program edukasi yang komprehensif perlu digencarkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menyaring informasi dan berpikir kritis.
Kedua, pemerintah perlu mengembangkan regulasi yang lebih efektif dan komprehensif dalam mengatur penggunaan teknologi digital. Regulasi tersebut harus menyeimbangkan antara kebebasan berekspresi dan perlindungan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.
Pentingnya Kolaborasi
Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil sangat krusial. Kampanye nasional yang masif untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dan mempromosikan literasi digital dapat menjadi solusi efektif.
Penting juga untuk melibatkan tokoh masyarakat dan influencer sebagai agen perubahan dalam menyebarkan pesan-pesan positif dan melawan penyebaran hoaks dan ujaran kebencian. Mereka dapat menjadi jembatan komunikasi yang efektif untuk menjangkau berbagai kalangan masyarakat.
Kesimpulannya, menghadapi tantangan era digital membutuhkan strategi terintegrasi yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Penguatan nilai-nilai Pancasila dan peningkatan literasi digital menjadi kunci utama dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia di tengah arus informasi yang deras dan kompleks.