Misteri Ijazah Jokowi: Dua Profesor Meragukan, Lokasi KKN Tak Jelas

Misteri Ijazah Jokowi Dua Profesor Meragukan Lokasi KKN Tak Jelas

Isu mengenai keabsahan ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencuat dan menimbulkan perdebatan di masyarakat. Polri telah menyatakan bahwa ijazah Jokowi identik dengan lulusan Fakultas Kehutanan UGM. Namun, pernyataan tersebut justru memicu kecurigaan dari berbagai pihak.

Salah satu pihak yang meragukan keabsahan ijazah Jokowi adalah Prof. Yusuf Henuk, mantan dosen Universitas Sumatera Utara (USU). Melalui kanal YouTube Sentana TV, ia mempertanyakan beberapa hal terkait riwayat pendidikan Jokowi. Ia menilai bahwa Polri tidak menunjukkan bukti pembayaran SPP Jokowi secara lengkap.

Bacaan Lainnya

Prof. Yusuf Henuk mengungkapkan keraguannya terkait pembayaran SPP Jokowi tahun 1981-1982 dan mempertanyakan bukti pembayaran SPP tahun 1983, 1984, dan 1985. Ia berpendapat bahwa jika bukti pembayaran tidak ada, maka kemungkinan Jokowi DO (drop out) dari UGM.

Keraguan Terhadap Masa Kuliah Kerja Nyata (KKN)

Selain masalah SPP, Prof. Yusuf Henuk juga mempertanyakan lokasi KKN Jokowi yang disebutkan di Kecamatan Wonosegoro, Boyolali. Ia menjelaskan bahwa KKN biasanya dilakukan di desa, bukan di tingkat kecamatan. Setelah melakukan pengecekan langsung di Kecamatan Wonosegoro, yang memiliki 11 desa, ia tetap bersikukuh bahwa keterangan tersebut janggal.

Ia juga meragukan Indeks Prestasi (IP) Jokowi yang disebut-sebut mencapai 3 koma sekian. Menurutnya, dengan jadwal KKN Jokowi pada tahun 1983, yang seharusnya dilakukan setelah mencapai 75 SKS, terdapat ketidaksesuaian dengan keterangan yang ada. Ia menduga Jokowi telah DO sebelum melakukan KKN.

Pendapat Lain Mengenai Keabsahan Ijazah Jokowi

Kepala Pusat Penelitian LIPI, Prof. Ikrar Nusa Bhakti, juga turut menyuarakan keraguannya terhadap keabsahan ijazah Jokowi. Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Abraham Samad, ia secara tegas menyatakan bahwa ijazah Jokowi palsu. Ia menantang Jokowi membuktikan keaslian ijazahnya.

Prof. Ikrar Nusa Bhakti menganggap bahwa jika ijazah Jokowi asli, maka seharusnya dengan mudah dapat ditunjukkan. Ia menggunakan pengalaman pribadinya sebagai mahasiswa membandingkan, menekankan betapa kuatnya ikatan dan ingatan akan masa-masa kuliah, termasuk wisuda dan kenangan lainnya.

Ia mempertanyakan kesaksian dari alumni Fakultas Kehutanan UGM yang diundang Jokowi. Prof. Ikrar mengatakan bahwa hanya sedikit orang yang dapat diidentifikasi dalam wisuda yang beredar, dan tidak ada yang menyebutkan Jokowi ada di foto tersebut. Ia juga menunjuk perbedaan antara foto di ijazah dan foto Jokowi yang beredar.

lanjut, Prof. Ikrar menekankan ketidakmungkinan kesamaan foto di ijazah SMA dan ijazah sarjana, mengatakan bahwa perbedaan fisik seperti bentuk telinga dan gigi sulit untuk dipalsukan.

Tanggapan Jokowi

Menanggapi tudingan tersebut, Jokowi menyatakan bahwa ijazahnya asli dan meminta pihak yang meragukannya untuk membuktikan tudingannya. Ia mengacu pada pernyataan Rektor dan Dekan UGM yang telah membenarkan keaslian ijazahnya.

Pernyataan Jokowi ini tentunya semakin memperkeruh suasana dan memicu polemik yang luas di masyarakat. Debat ini melibatkan bukti-bukti yang berbeda dan interpretasi yang beragam, sehingga membutuhkan kajian lebih mendalam untuk mencapai kesimpulan yang obyektif.

Kasus ini menjadi sorotan publik karena menyangkut integritas dan kredibilitas pemimpin negara. Kejelasan dan transparansi terkait masalah ini sangat diperlukan untuk menjaga kepercayaan publik.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *