Marty Natalegawa Berseru ASEAN Bertindak Cepat: Redam Konflik Thailand-Kamboja!

**ASEAN Didorong Ambil Langkah Konkret Hentikan Bentrok Thailand-Kamboja**

Bentrok bersenjata antara Thailand dan Kamboja kembali memanas, memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik di kawasan Asia Tenggara. Forum diplomatik regional, Amity Circle, menyerukan tindakan tegas dari negara-negara anggota ASEAN untuk segera menghentikan pertempuran dan mencari solusi damai. Seruan ini menekankan pentingnya diplomasi dalam menjaga stabilitas dan mencegah terulangnya konflik yang dapat merusak upaya perdamaian di kawasan.

Amity Circle, yang diprakarsai oleh Marty Natalegawa, menekankan bahwa konflik ini merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip dasar ASEAN. Insiden ini dinilai merugikan upaya membangun kepercayaan dan kerja sama yang telah dibangun selama bertahun-tahun. Forum ini mendesak agar konflik segera dihentikan untuk mencegah jatuhnya korban jiwa dan kerusakan lebih lanjut.

Marty Natalegawa, selaku *Founder* Amity Circle, dalam pernyataan resminya, menggarisbawahi pentingnya peran diplomasi. Ia juga menyoroti bahwa bentrokan ini terjadi di antara dua negara anggota ASEAN, yang sangat disayangkan.

“Senjata dan mortir tak lagi diam. Tidak seperti konflik internal negara anggota, bentrok kali ini terjadi antara dua negara anggota ASEAN – Kamboja dan Thailand,” ungkap Marty Natalegawa.

Amity Circle menekankan bahwa bentrok bersenjata ini bertentangan dengan prinsip-prinsip yang tertuang dalam *Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC)* dan Piagam ASEAN. Kedua dokumen tersebut mewajibkan penyelesaian perselisihan melalui cara damai dan menolak penggunaan kekuatan.

“Keseriusan situasi ini tidak bisa diremehkan. Hal ini bertentangan secara mendasar dengan komitmen perjanjian dalam TAC dan Piagam ASEAN,” ujarnya.

Untuk meredakan ketegangan, Amity Circle mengusulkan agar ASEAN segera menggelar KTT Khusus. Tujuan KTT ini adalah memfasilitasi komunikasi langsung antara Thailand dan Kamboja. Hal ini sesuai dengan ketentuan Piagam ASEAN.

Mantan Menteri Luar Negeri RI ini juga menegaskan kembali pentingnya diplomasi dalam menyelesaikan konflik. Ia berharap KTT ASEAN khusus dapat segera dilaksanakan untuk mencegah kekerasan lebih lanjut. Dengan demikian, kedua belah pihak dapat menyampaikan pandangan mereka secara langsung.

“Diplomasi harus diutamakan. Untuk mencegah kekerasan lebih lanjut dan agar kedua belah pihak bisa menyampaikan pandangan secara langsung, maka KTT ASEAN khusus perlu segera dilaksanakan,” lanjut Marty dalam pernyataannya.

Lebih lanjut, Marty mengingatkan bahwa ASEAN memiliki pengalaman dalam menyelesaikan konflik serupa. Pada tahun 2011, ASEAN berhasil mencegah eskalasi bentrok antara Thailand dan Kamboja. Amity Circle yakin bahwa hasil serupa dapat dicapai kembali pada tahun 2025.

“ASEAN telah menunjukkan kelincahan dan kecerdikan dalam menangani kompleksitas politik. Bukan tidak mungkin hasil yang sama bisa diraih kembali tahun ini,” katanya.

Marty juga membuka opsi bagi kedua negara untuk melibatkan pihak ketiga, baik negara maupun individu, secara formal atau informal dalam mendukung proses perdamaian. Hal ini tanpa mengurangi posisi politik masing-masing pihak.

Pada bagian akhir pernyataannya, Amity Circle menyampaikan keprihatinan mendalam atas konflik yang terjadi. Mereka khawatir bahwa konflik ini akan mengancam semua capaian perdamaian yang telah diraih kawasan selama ini. Asia Tenggara dinilai sebagai kawasan yang telah menjadi pengecualian positif di dunia yang semakin terfragmentasi.

“Asia Tenggara telah menjadi pengecualian yang bersinar. Bentrok baru-baru ini mengancam semua pencapaian yang telah diperoleh dan bertentangan dengan gagasan Komunitas ASEAN. Diplomasi harus menjadi pusat dari segala upaya. Perdamaian harus diperjuangkan,” tegasnya.

Dapatkan Berita Terupdate dari INDObrita di:
PASANG IKLAN ANDA DISINI