Advokat nasional Luhut Parlinggoman Siahaan menyuarakan kecaman keras terhadap Istana. Ia merespons tindakan pencabutan kartu liputan wartawan CNN Indonesia. Pencabutan itu terjadi setelah jurnalis mengajukan pertanyaan terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada Presiden Prabowo Subianto.
Luhut menilai langkah tersebut bukan sekadar kesalahan administratif, melainkan sebuah serangan terhadap kebebasan pers dan hak asasi manusia. Ia menekankan pentingnya menjaga iklim demokrasi dan kebebasan berekspresi dalam menyampaikan informasi.
“Ini pengkhianatan terhadap demokrasi! Wartawan hanya menjalankan tugasnya, tapi malah dibungkam. Siapa pun yang berada di balik keputusan ini telah menodai konstitusi dan menunjukkan wajah asli kekuasaan yang takut dikritik,” tegas Luhut.
Luhut juga menyoroti bahwa sikap Istana mencerminkan arogansi dan ketidakmampuan dalam menghadapi pertanyaan kritis. Menurutnya, pejabat publik, terutama seorang presiden, memiliki kewajiban untuk terbuka terhadap isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat.
Ia mempertanyakan batasan dalam menyampaikan pertanyaan jika program yang menyangkut kepentingan rakyat dianggap sebagai ancaman. Luhut juga mengecam tindakan tersebut sebagai pelecehan terhadap profesi jurnalistik.
Luhut mendesak Istana untuk segera memulihkan kartu liputan wartawan dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Ia mengingatkan bahwa pers memiliki peran krusial sebagai benteng terakhir demokrasi. Pers merupakan pilar penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Luhut kemudian mengakhiri pernyataannya dengan menggarisbawahi pentingnya kebebasan pers. Ia mengingatkan bahwa menghalangi kerja wartawan sama dengan melawan rakyat. Pelanggaran terhadap kebebasan pers harus dipertanggungjawabkan secara hukum dan sejarah.
“Jika pers dibiarkan dibungkam, maka rakyat akan hidup dalam kegelapan informasi. Saya tegaskan, siapa pun yang menghalangi kerja wartawan, sama saja melawan rakyat dan harus bertanggung jawab di hadapan hukum dan sejarah,” tutup Luhut.