Revolusi Deteksi Dini Kanker Payudara: Pemindai Otomatis Tanpa Radiasi

Revolusi Deteksi Dini Kanker Payudara Pemindai Otomatis Tanpa Radiasi

payudara merupakan salah satu penyakit dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia. Deteksi dini sangat krusial untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Teknologi terbaru seperti ABUS Invenia 2.0 (Automated Breast Ultrasound System) menawarkan alternatif skrining yang lebih akurat.

ABUS, sebuah alat pemindai otomatis menggunakan teknologi ultrasonografi, dirancang untuk mendeteksi kanker payudara dengan presisi tinggi, terutama pada wanita dengan payudara padat. Kondisi payudara padat lebih umum ditemukan pada wanita Asia dibandingkan ras lainnya, meningkatkan risiko kanker payudara.

Bacaan Lainnya

Keunggulan ABUS Invenia 2.0 dibandingkan Mamografi

Salah satu keunggulan ABUS dibandingkan mamografi adalah kemampuannya membedakan jaringan padat dan benjolan dengan lebih akurat. Pada mamografi, keduanya tampak putih, menyulitkan identifikasi. Namun, pada ABUS, jaringan padat tampak putih sementara benjolan tampak hitam, menciptakan kontras yang jelas dan memudahkan diagnosis.

Akurasi ABUS dalam menentukan ukuran dan sifat benjolan juga lebih tinggi. Ini memungkinkan dokter untuk melakukan penilaian yang lebih tepat dan merencanakan penanganan yang sesuai. Selain itu, ABUS tidak menggunakan radiasi, berbeda dengan mamografi yang menggunakan sinar-X.

Keamanan dan Kenyamanan ABUS

Keunggulan lain ABUS adalah keamanannya. Karena tidak menggunakan radiasi, ABUS aman digunakan oleh ibu hamil, ibu menyusui, dan wanita . Prosedur ABUS juga lebih nyaman bagi pasien. Meskipun ada penekanan pada payudara, tekanannya jauh lebih ringan dibandingkan mamografi.

Proses pemindaian ABUS relatif cepat. Satu payudara dipindai tiga kali dari sisi berbeda, dan keseluruhan proses hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Hasilnya bisa didapatkan dalam waktu 6 hingga 24 jam, ditampilkan dalam gambar 3D yang realistis.

Proses Pemeriksaan ABUS

Selama pemeriksaan, pasien berbaring dan payudaranya diolesi gel hangat. Alat ABUS yang telah didinginkan akan melakukan pemindaian secara otomatis. Prosesnya relatif singkat dan nyaman, meminimalkan rasa atau ketidaknyamanan.

Interpretasi hasil ABUS, USG payudara, dan mamografi mempertimbangkan bentuk dan karakteristik benjolan untuk menilai tingkat kecurigaan jinak atau ganas. Benjolan yang mencurigakan akan memerlukan pemeriksaan lanjutan, karena tidak semua benjolan merupakan indikasi kanker.

Interpretasi Hasil dan Pemeriksaan Lanjutan

Banyak benjolan yang bersifat jinak, terutama pada wanita produktif, yang sering disebabkan oleh fluktuasi hormon atau siklus menstruasi. Benjolan tersebut seringkali hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Pemeriksaan lanjutan diperlukan jika ditemukan benjolan yang mencurigakan.

Pemeriksaan ABUS disarankan, khususnya untuk wanita 40 ke atas. Namun, wanita dengan riwayat keluarga kanker payudara atau faktor risiko lainnya disarankan untuk melakukan skrining lebih awal. Frekuensi pemeriksaan ulang bergantung pada hasil pemeriksaan sebelumnya.

Pentingnya Kesadaran Deteksi Dini

Selain pemeriksaan ABUS, penting juga untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin. Deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Kombinasi SADARI dan skrining dengan ABUS memberikan deteksi yang komprehensif.

Kesimpulannya, ABUS Invenia 2.0 merupakan teknologi canggih yang menawarkan alternatif skrining kanker payudara yang lebih akurat, aman, dan nyaman. Deteksi dini melalui berbagai metode, termasuk ABUS dan SADARI, sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan dari kanker payudara.

Perlu diingat, informasi ini bersifat edukatif dan tidak menggantikan konsultasi dengan tenaga medis profesional. Konsultasikan selalu dengan dokter untuk mendapatkan saran dan perawatan yang tepat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *