Hari Asma Sedunia yang diperingati setiap tanggal 6 Mei merupakan inisiatif dari Global Initiative for Asthma (GINA) sejak tahun 1998. Tujuannya mulia, yaitu meningkatkan kesadaran global akan penyakit asma yang kini diderita oleh lebih dari 14% anak-anak di dunia. Tema Hari Asma Sedunia 2025 adalah “Jadikan Perawatan Inhalasi Dapat Diakses oleh Semua Orang”, sebuah seruan untuk pemerataan akses pengobatan.
Tema tersebut ditegaskan oleh GINA, organisasi internasional yang memimpin kampanye kesadaran dan pengelolaan asma secara global. Sayangnya, masih banyak kesalahpahaman dan mitos seputar asma yang beredar di masyarakat. Memahami fakta dan membantah mitos asma sangat penting untuk pengelolaan penyakit ini dengan efektif.
Mitos dan Fakta Seputar Asma
Banyak yang salah mengira bahwa penderita asma tidak boleh berolahraga. Justru sebaliknya, olahraga teratur, dengan intensitas yang tepat, dapat meningkatkan kapasitas paru-paru. Kunci utamanya adalah menghindari kelelahan berlebihan selama berolahraga.
Mitos lainnya adalah asma dapat sembuh sendiri. Meskipun gejala asma dapat berkurang frekuensinya, penyakit ini tetap ada dan dapat kambuh jika terpicu oleh berbagai faktor, seperti alergen, infeksi, atau perubahan cuaca. Pengobatan yang tepat dan konsisten sangat penting untuk mengontrol penyakit ini.
Banyak pula yang beranggapan bahwa asma disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan. Meskipun faktor genetik dapat meningkatkan risiko, bukan berarti asma hanya terjadi pada mereka yang memiliki riwayat keluarga. Seseorang dapat terkena asma tanpa adanya riwayat asma dalam keluarganya.
Fakta Penting tentang Asma yang Perlu Diketahui
Perlu dipahami bahwa asma, jika tidak ditangani dengan baik, dapat berakibat fatal. Penanganan yang tepat dan cepat sangat krusial untuk mencegah komplikasi serius, bahkan kematian. Oleh karena itu, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala asma.
Asma bukan penyakit menular, sehingga tidak dapat menular melalui kontak fisik. Ini penting untuk diingat agar tidak ada stigma negatif terhadap penderita asma.
Asma dapat menyerang siapa saja, dari anak-anak hingga lansia. Usia bukanlah faktor pembatas, dan menjaga kesehatan paru-paru serta saluran pernapasan sangat penting untuk semua kalangan usia, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat asma.
Upaya Meningkatkan Kesadaran Asma: Seminar dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran akan asma, Holywings Peduli mengadakan seminar kesehatan di Helen’s Night Mart Semarang pada tanggal 10 Mei 2025. Seminar tersebut menghadirkan dr. Anindita Mustika Dewi dari RS Siloam Semarang sebagai pembicara.
Dalam seminar tersebut, dr. Anindita membahas gejala asma, risiko komplikasi, dan cara penanganannya yang tepat, termasuk penggunaan obat-obatan, pola makan sehat, dan pentingnya olahraga teratur. Selain seminar, Holywings Peduli juga menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga sekitar.
Pemeriksaan kesehatan gratis ini mencakup cek gula darah, tekanan darah, kolesterol, dan asam urat. Hal ini dilakukan sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan penyakit. Warga juga diberi kesempatan untuk berkonsultasi langsung dengan dokter untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang hasil pemeriksaan kesehatan mereka. Inisiatif ini menunjukkan komitmen Holywings Peduli dalam mendukung kesehatan masyarakat.
Kegiatan ini dipimpin oleh Andrew Susanto, Komisaris Utama Holywings Group dan Ketua Program CSR Holywings Peduli, sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan masyarakat sekitar. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan mendeteksi dini penyakit, khususnya asma.
Kesimpulannya, memahami fakta dan membantah mitos seputar asma sangat penting untuk pengelolaan penyakit ini. Dengan edukasi yang tepat dan akses yang mudah terhadap pengobatan, kita dapat mengurangi dampak asma dan meningkatkan kualitas hidup para penderitanya.