Kabupaten Tangerang Termiskin di Banten, Dekat Jakarta Tapi Jauh dari Sejahtera

Mais Nurdin

Senin, 9 Juni 2025

3
Min Read

On This Post

Banten, provinsi yang baru berdiri pada 4 Oktober 2000, masih menghadapi signifikan dalam pengentasan kemiskinan. Meskipun angka kemiskinan secara keseluruhan mengalami penurunan, beberapa kabupaten masih memiliki jumlah penduduk miskin yang cukup tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Desember 2024, terdapat 777.490 jiwa di Banten yang tergolong miskin. Ini menunjukkan perlunya strategi yang lebih terfokus untuk mengatasi masalah ini di daerah-daerah tertentu.

Berikut adalah tiga kabupaten di Banten dengan jumlah penduduk miskin terbesar, berdasarkan data BPS Desember 2024. Data ini memberikan gambaran mengenai area yang membutuhkan perhatian lebih dalam program pengentasan kemiskinan.

3 Kabupaten di Banten dengan Penduduk Miskin Terbanyak

Perlu diingat bahwa angka-angka ini merupakan estimasi dan dapat bervariasi tergantung metode pengumpulan data dan definisi kemiskinan yang digunakan. Namun, data ini tetap memberikan indikasi penting mengenai distribusi kemiskinan di Provinsi Banten.

1. Kabupaten Tangerang

Kabupaten Tangerang menempati peringkat pertama kabupaten dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Banten. Tercatat sekitar 266.430 jiwa atau 6,55% dari total penduduk Kabupaten Tangerang hidup di bawah garis kemiskinan. Kedekatannya dengan Jakarta, pusat ekonomi utama Indonesia, seharusnya menjadi keuntungan, namun ironisnya, kemiskinan masih menjadi masalah serius di wilayah ini. Faktor-faktor seperti kesenjangan ekonomi, terbatas terhadap pendidikan dan kesehatan, serta kurangnya lapangan pekerjaan yang layak, mungkin berkontribusi pada tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Tangerang. Pemerintah daerah perlu mengevaluasi program-program yang telah berjalan dan merancang strategi baru yang lebih dan tepat sasaran.

2. Kabupaten Pandeglang

Di posisi kedua, terdapat Kabupaten Pandeglang dengan sekitar 113.450 jiwa (9,18% dari total penduduk) yang tergolong miskin. Wilayah ini, yang relatif lebih terpencil dibandingkan Tangerang, menghadapi tersendiri dalam upaya pengentasan kemiskinan. Potensi ekonomi lokal perlu digali dan dikembangkan, misalnya melalui sektor pertanian atau pariwisata, untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Investasi dalam infrastruktur dan terhadap teknologi informasi juga sangat penting untuk mendukung kemajuan ekonomi di Kabupaten Pandeglang.

3. Kabupaten Lebak

Kabupaten Lebak berada di peringkat ketiga dengan sekitar 111.710 jiwa (8,44% dari total penduduk) yang hidup dalam kemiskinan. Persentase kemiskinan di Kabupaten Lebak cukup tinggi, menandakan perlunya perhatian serius dari pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait. Strategi yang terintegrasi, melibatkan berbagai pemangku kepentingan, sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lebak. Hal ini mencakup pembangunan infrastruktur, akses pendidikan dan kesehatan yang merata, serta pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan dan pengembangan usaha kecil menengah (UKM).

Kesimpulannya, pengentasan kemiskinan di Provinsi Banten membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi. Selain fokus pada tiga kabupaten di atas, pemerintah perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program-program pengentasan kemiskinan yang telah ada, serta merancang strategi baru yang inovatif dan berkelanjutan, memperhatikan karakteristik spesifik setiap wilayah.

Data BPS ini menjadi dasar penting untuk menyusun kebijakan yang . Namun, penting juga untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain di luar angka statistik, seperti akses terhadap layanan dasar, kualitas pendidikan dan kesehatan, serta partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, kemiskinan di Banten dapat diatasi secara bertahap dan lebih efektif.

Tinggalkan komentar

Related Post