Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) resmi mencabut keanggotaan Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina). Keputusan ini diambil menyusul arahan tegas dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang mengharuskan seluruh NOC di dunia untuk memutuskan afiliasi dengan organisasi tinju yang berafiliasi dengan International Boxing Association (IBA).
Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, pada pembukaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) NOC Indonesia 2025 di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, Selasa (22/4). Okto menyatakan keputusan ini diambil dengan berat hati, mengingat pentingnya tinju bagi olahraga Indonesia.
Latar Belakang Pencabutan Keanggotaan Pertina
Keputusan IOC untuk memutus hubungan dengan IBA didasari oleh berbagai permasalahan yang telah lama melanda organisasi tersebut. Selama beberapa tahun terakhir, IBA menghadapi kritik tajam terkait masalah tata kelola, keuangan yang tidak transparan, dan kontroversi seputar keputusan wasit serta pelanggaran etika.
Akibatnya, tinju sempat dicoret dari program Olimpiade Los Angeles 2028. Namun, setelah pembentukan World Boxing, sebuah badan tinju baru yang lebih independen dan transparan, tinju kembali mendapatkan tempatnya di Olimpiade.
Permasalahan IBA dan Konflik dengan IOC
Konflik antara IBA dan IOC semakin memanas menjelang dan selama Olimpiade Paris 2024. Puncaknya adalah perbedaan pendapat mengenai keikutsertaan beberapa petinju, termasuk Imane Khelif dari Aljazair dan Lin Yu-ting dari Chinese Taipei, yang dilarang IBA karena alasan kegagalan tes kelayakan gender.
IOC tetap mengizinkan kedua petinju tersebut berkompetisi, dan keduanya berhasil meraih medali emas. Peristiwa ini semakin memperkuat perbedaan pandangan antara kedua organisasi, dan mempercepat proses pemutusan hubungan antara IOC dan IBA.
IBA, yang dipimpin oleh Umar Nazarovich Kremlev, akhirnya dicabut statusnya pada Juni 2023 karena dianggap gagal melakukan reformasi yang dibutuhkan. Ketidakmampuan IBA untuk memenuhi standar tata kelola yang ditetapkan IOC menjadi faktor utama dalam pencabutan status tersebut.
Dampak Pencabutan Keanggotaan Pertina
Pencabutan keanggotaan Pertina akan berdampak signifikan pada perkembangan tinju di Indonesia. NOC Indonesia akan mengambil alih sementara segala hal yang berkaitan dengan tinju, termasuk pemilihan dan pengiriman atlet ke ajang internasional.
Tantangan ke depan adalah mencari solusi agar federasi tinju Indonesia baru yang sesuai dengan standar IOC dapat terbentuk, sehingga atlet-atlet tinju Indonesia dapat kembali berpartisipasi di ajang internasional, khususnya Olimpiade.
NOC Indonesia kini tengah fokus mencari solusi terbaik agar tinju Indonesia dapat diakui kembali oleh IOC dan para atlet dapat tetap berkompetisi di kancah internasional. Proses ini membutuhkan kerja keras dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak terkait.
Langkah-langkah Ke Depan
Proses ini akan membutuhkan waktu dan upaya yang signifikan, namun hal ini penting untuk memastikan masa depan tinju Indonesia tetap cerah dan atlet-atlet berbakat dapat terus berkiprah di kancah internasional.