Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengunjungi korban gempa bumi di Poso, Sulawesi Tengah, Jumat (22/8). Kunjungan ini sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap para korban dan untuk memastikan penanganan pasca bencana berjalan optimal. Gibran tak hanya meninjau lokasi bencana, tetapi juga mengunjungi para korban yang dirawat di rumah sakit.
Setelah meninjau kondisi lapangan di Desa Tangkura, Gibran langsung menuju RSUD Poso di Jalan Jenderal Sudirman. Di sana, ia disambut oleh Pelaksana Tugas Direktur RSUD, dr. Jemy Oktovian Wololy. Gibran kemudian mengunjungi ruang perawatan Mawar, tempat para korban gempa dirawat intensif.
Di ruang perawatan, Gibran berinteraksi langsung dengan para pasien dan keluarga mereka. Ia memberikan semangat dan dukungan moril agar mereka segera pulih dari trauma dan cidera yang dialami. Suasana haru tampak menyelimuti ruangan tersebut, dengan Gibran memberikan sentuhan personal kepada setiap pasien yang dikunjunginya.
“Bu tutup dulu ya, kasihan bapaknya,” ujar Gibran kepada seorang warga yang nekat membuka gorden jendela ruangan pasien yang sedang dikunjungi. Hal ini menunjukkan kesederhanaan dan kehangatan Gibran dalam berinteraksi dengan masyarakat. Warga tersebut tampak penasaran dan ingin mengabadikan momen kunjungan Wapres.
Kejadian tersebut tertangkap kamera dan menjadi momen unik selama kunjungan Gibran. Meskipun dihadapkan pada situasi tersebut, Gibran tetap tenang dan memberikan teguran dengan halus. Ia lebih memprioritaskan kenyamanan dan privasi para pasien yang sedang dirawat.
Gibran menegaskan bahwa tujuan kunjungannya adalah untuk memastikan para korban mendapatkan perawatan terbaik dan segera pulih. Pemerintah, kata Gibran, akan terus memantau situasi dan memberikan bantuan yang dibutuhkan.
“Yang paling penting adalah memastikan para korban mendapatkan perawatan terbaik dan cepat pulih. Pemerintah hadir dan terus memantau situasi,” tegas Gibran. Pernyataan ini menekankan komitmen pemerintah dalam penanganan pasca bencana, tidak hanya dalam pemulihan infrastruktur, tetapi juga pemulihan fisik dan psikis warga.
Berdasarkan data dari RSUD Poso, tercatat ada 16 korban gempa yang telah ditangani. Sebanyak 11 pasien masih menjalani perawatan intensif di ruang bedah. Satu pasien dirujuk ke Palu untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, mengingat keterbatasan fasilitas di Poso. Dua pasien dinyatakan meninggal dunia, sementara dua lainnya telah diperbolehkan pulang setelah mendapatkan perawatan medis.
Dr. Jemy Oktovian Wololy, Plt. Direktur RSUD Poso, menyampaikan apresiasi atas kunjungan Wapres Gibran. Ia menilai kunjungan tersebut sangat berarti, baik bagi para pasien maupun tenaga medis yang bertugas.
“Kami sangat mengapresiasi kehadiran Bapak Wapres. Ini menjadi suntikan semangat bagi para pasien, keluarga, sekaligus tenaga medis yang telah bekerja tanpa henti sejak hari pertama bencana terjadi,” ungkap dr. Jemy. Pernyataan ini menggambarkan betapa pentingnya dukungan moral dalam situasi darurat seperti ini.
RSUD Poso memastikan seluruh pasien ditangani sesuai standar medis. Rumah sakit juga siap merujuk pasien ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap jika dibutuhkan. Hal ini menunjukkan kesiapan RSUD Poso dalam memberikan pelayanan terbaik kepada para korban gempa.
Kunjungan Wapres Gibran ke Poso bukan hanya simbol empati pemerintah, tetapi juga langkah konkret dalam memastikan pemulihan pasca gempa berjalan menyeluruh. Pemulihan ini tidak hanya berfokus pada perbaikan infrastruktur, tetapi juga mencakup pemulihan fisik dan psikis bagi masyarakat yang terdampak. Pemerintah diharapkan terus berkomitmen dalam memberikan dukungan jangka panjang bagi para korban, baik dalam bentuk bantuan medis, psikologis, maupun ekonomi. Bencana gempa bumi di Poso menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan dan solidaritas nasional dalam menghadapi bencana alam.