Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengajak para akademisi berperan aktif dalam mengevaluasi sistem Pilkada dan pemilu di Indonesia. Hal ini disampaikan Tito menjadi narasumber dalam acara Pelantikan Pengurus dan Halalbihalal Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Islam Indonesia (UII) 2025.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Meskipun sebagian besar daerah telah melaksanakan Pilkada, beberapa daerah masih menjalani Pemungutan Suara Ulang (PSU), mengganggu kelancaran pemerintahan daerah. Mendagri menekankan pentingnya peran akademisi UII dalam memberikan kajian dan masukan bagi pemerintah dan DPR terkait revisi undang-undang Pilkada.

Kelebihan dan Tantangan Pilkada Langsung

Tito mengakui Pilkada langsung memiliki kelebihan sebagai wujud nyata demokrasi. Masyarakat dapat langsung memilih pemimpin, memberikan legitimasi kuat kepada kepala daerah terpilih. Proses kampanye memungkinkan calon dari berbagai latar belakang bersaing dan menjangkau masyarakat secara langsung.

Namun, Pilkada langsung juga memiliki tantangan, terutama biaya politik yang tinggi. Ini berpotensi menimbulkan praktik-praktik koruptif dan ketidakadilan. Oleh karena itu, evaluasi dan pembenahan sistem sangat penting untuk memastikan demokrasi berjalan dan akuntabel.

Biaya Politik dan Potensi Konflik

Biaya politik yang tinggi dalam Pilkada seringkali memaksa calon untuk mencari pendanaan dari berbagai sumber, meningkatkan risiko korupsi dan ketergantungan pada kelompok-kelompok kepentingan. Transparansi dan pengawasan yang ketat sangat dibutuhkan untuk mencegah hal ini.

Selain itu, persaingan dalam Pilkada berpotensi memicu konflik, bahkan kekerasan. Pengelolaan konflik yang efektif sangat penting untuk menjaga stabilitas dan keamanan selama proses Pilkada.

Peran Akademisi dalam Reformasi Sistem Pilkada

Akademisi memiliki peran krusial dalam menganalisis kelemahan dan kekuatan sistem Pilkada. Mereka dapat memberikan rekomendasi kebijakan yang berbasis bukti empiris dan kajian akademik yang komprehensif. Riset independen mengenai efektivitas sistem Pilkada, partisipasi pemilih, dan integritas proses pemilihan sangat dibutuhkan.

Kajian akademis yang objektif dapat membantu pemerintah dan DPR dalam merumuskan kebijakan yang efektif untuk meningkatkan kualitas dan integritas Pilkada di Indonesia. Hal ini termasuk revisi aturan main, peningkatan transparansi, dan pencegahan konflik.

Apresiasi Mendagri terhadap Alumni UII

Mendagri Tito Karnavian menyampaikan apresiasi atas undangan dan menyebut alumni UII sebagai sosok-sosok yang kompak, solid, dan aktif berkontribusi dalam dunia akademik maupun pembangunan bangsa.

Ia berharap antara pemerintah dan akademisi dapat terus ditingkatkan untuk mewujudkan Pilkada yang lebih demokratis, jujur, dan adil. Partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat, termasuk akademisi, sangat penting untuk menjaga kesehatan demokrasi di Indonesia.

Ke depan, perlu dikaji lebih dalam mengenai potensi penerapan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi Pilkada, seperti sistem e-voting yang dan terverifikasi. Selain itu, pendidikan politik masyarakat juga perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat yang lebih cerdas dan bertanggung jawab dalam Pilkada.