Kasus dugaan peredaran narkoba yang melibatkan aktor Ammar Zoni di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas) kembali menjadi sorotan tajam. Insiden ini memicu keprihatinan mendalam dari berbagai pihak, termasuk anggota Komisi III DPR RI. Isu ini bukan hanya sekadar kasus individu, melainkan juga mencerminkan persoalan sistemik yang mengakar dalam sistem pemasyarakatan Indonesia.
Anggota DPR RI Yanuar Arif Wibowo menyoroti bahwa peredaran narkoba di lapas mengindikasikan adanya kelemahan dalam pengawasan internal. Ia menekankan bahwa masih ada celah yang dimanfaatkan oleh oknum untuk menjalankan bisnis ilegal di balik jeruji besi.
Puncak Gunung Es Peredaran Narkoba
Yanuar mengutarakan kekhawatiran bahwa kasus Ammar Zoni hanyalah puncak gunung es dari praktik peredaran narkoba di lapas. Ia menyebutkan bahwa hal ini sangat memprihatinkan dan merusak kepercayaan publik terhadap sistem pemasyarakatan.
Yanuar menegaskan pentingnya pemberantasan jaringan narkoba yang melibatkan narapidana, oknum petugas, hingga pihak luar. Penegakan hukum harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya menyasar pelaku di lapangan, tetapi juga membongkar jaringan besar di baliknya.
“Penegakan hukum harus berjalan tegas. Jangan hanya menyasar pelaku di lapangan, tetapi juga bongkar jaringannya, termasuk jika ada oknum aparat yang terlibat,” tegas Yanuar.
Ia juga menambahkan bahwa tidak ada kompromi bagi pengkhianat negara yang memfasilitasi kejahatan dari balik jeruji.
Dorongan Reformasi Total Sistem Pemasyarakatan
Kasus yang melibatkan Ammar Zoni menjadi alarm bagi pemerintah dan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) untuk segera melakukan reformasi total di lembaga pemasyarakatan. Yanuar menilai bahwa lapas selama ini masih menjadi titik rawan praktik ilegal seperti pungli dan peredaran narkoba.
“Kita tidak bisa lagi hanya reaktif pada kasus-kasus yang muncul. Lapas harus direformasi secara fundamental, baik dari sisi sistem, SDM, maupun tata kelola,” kata Yanuar.
Keberhasilan sistem pemasyarakatan, menurut Yanuar, tidak hanya diukur dari banyaknya narapidana yang dibina, tetapi juga dari seberapa bersih lembaga tersebut dari praktik kejahatan. Pengawasan berbasis teknologi dan peningkatan integritas petugas menjadi kunci utama dalam mencegah kasus serupa terulang.
Audit Keamanan dan Pengawasan Modern
Yanuar juga meminta pemerintah untuk melakukan audit menyeluruh terhadap sistem keamanan di seluruh lapas di Indonesia. Selain itu, ia menekankan pentingnya penerapan teknologi pemantauan canggih untuk memastikan aktivitas di dalam lapas dapat terkontrol secara transparan dan akuntabel.
“Pemerintah harus memastikan tidak ada lagi celah bagi praktik ilegal di balik tembok penjara. Gunakan teknologi, tingkatkan integritas, dan tegakkan aturan tanpa kompromi,” tutupnya.
Sebelumnya, Ammar Zoni kembali tersandung kasus narkoba saat mendekam di Rutan Salemba, Jakarta Pusat. Kasus ini menambah daftar panjang pelanggaran hukum yang menjeratnya dan menjadi perhatian publik terkait lemahnya pengawasan di lembaga pemasyarakatan.