Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, optimistis target Presiden Prabowo Subianto menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia akan tercapai dengan cepat. Potensi pertanian Indonesia yang luar biasa, dengan tanah subur dan beragam jenis tanaman pangan, menjadi dasar keyakinan tersebut.
Keberagaman ini tidak hanya mencakup padi, jagung, dan sagu, tetapi juga komoditas lain seperti sorgum. Panen perdana bibit sorgum bersertifikat di Blora, Jawa Tengah, baru-baru ini, menjadi bukti nyata potensi ini. Yandri melihat sorgum sebagai komoditas kunci untuk mengatasi masalah stunting, kekurangan pangan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Panen perdana tersebut berlangsung di Dukuh Gelam, Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora. Kegiatan ini menandai keberhasilan budidaya sorgum di lahan seluas 0,5 hektar selama empat bulan, sejak penanaman pada 17 Januari. Hasil panen siap dipasarkan sebagai bahan makanan pokok maupun jajanan tradisional.
Potensi Sorgum sebagai Komoditas Unggul
Sorgum memiliki potensi besar untuk meningkatkan ketahanan pangan dan energi. Kandungan karbohidratnya tinggi, namun dengan kadar gula rendah, sehingga menyehatkan dan mengenyangkan. Ini menjadikannya pilihan yang baik untuk dikonsumsi sehari-hari.
Lebih lanjut, sorgum di Blora telah mendapatkan sertifikasi sebagai benih unggul dan telah lolos verifikasi nasional. Keunggulan ini menjadikan Blora sebagai satu-satunya penangkar sorgum bersertifikat nasional di Pulau Jawa, sebuah prestasi yang patut dibanggakan.
Keunggulan Sorgum Dibanding Komoditas Lain
Dibandingkan dengan padi dan jagung, sorgum memiliki kandungan serat yang jauh lebih tinggi. Manfaat kesehatan sorgum sangat beragam, antara lain membantu mengendalikan tekanan darah, menjaga kesehatan jantung, membantu mencegah kanker, dan membantu mengendalikan berat badan.
Namun, potensi besar sorgum ini perlu didukung dengan promosi dan pemasaran yang efektif. Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih luas mengenai manfaat sorgum bagi kesehatan dan kesejahteraan mereka. Dengan demikian, sorgum dapat menjadi alternatif pangan utama yang berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
Langkah Menuju Lumbung Pangan Dunia
Yandri Susanto mengajak seluruh pihak untuk berperan aktif dalam mempopulerkan sorgum. Ia yakin bahwa dengan promosi yang gencar dan informasi yang detail, masyarakat akan semakin tertarik untuk mengkonsumsi dan menanam sorgum.
Melihat potensi sorgum dan komoditas pertanian lainnya, cita-cita Indonesia menjadi lumbung pangan dunia bukan sekadar mimpi. Dengan strategi yang tepat, pengembangan pertanian berkelanjutan, dan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat, target tersebut dapat terwujud. Peran pemerintah dalam memberikan dukungan teknologi, pelatihan, dan akses pasar sangatlah penting dalam mewujudkan hal ini.
Selain sorgum, perlu dikaji lebih lanjut potensi komoditas pangan lainnya yang bisa dikembangkan secara massal dan berkelanjutan. Diversifikasi pangan merupakan kunci untuk menciptakan ketahanan pangan yang kokoh. Pengembangan infrastruktur pertanian, seperti irigasi dan penyimpanan pascapanen, juga perlu diperhatikan untuk mendukung peningkatan produksi pangan.
Pengembangan teknologi pertanian modern, seperti penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pertanian, juga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian. Hal ini akan mendukung peningkatan produksi pangan secara berkelanjutan dan mampu memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia yang terus meningkat.