Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Permodalan Nasional Madani (PNM), anggota Holding Ultra Mikro (UMi), menunjukkan komitmen kuat mendukung Menteri BUMN Erick Thohir dalam meningkatkan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia. Kolaborasi ini difokuskan pada peningkatan kualitas dan akses pasar bagi UMKM, khususnya dalam hal pemenuhan standar BPOM.
Sebelumnya, Erick Thohir mengumumkan kesepakatan dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk meningkatkan jumlah produk UMKM yang memenuhi standar tersebut. Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan dan mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Pemerintah menyadari peran vital UMKM dalam perekonomian nasional.
Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM
Strategi yang dijalankan melibatkan tiga pilar utama. Pertama, memaksimalkan pemanfaatan ekosistem pasar digital PaDi UMKM untuk memperluas jangkauan pasar produk-produk UMKM. Kedua, memanfaatkan database program PNM Mekaar yang luas untuk menjangkau UMKM di daerah pedesaan.
Ketiga, mendorong digitalisasi dan sinergitas antar lembaga untuk mengkonsolidasi database UMKM. Integrasi data ini akan memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kondisi UMKM di Indonesia, dan memfasilitasi pemberian bantuan yang lebih terarah dan efektif.
Peran BRI dalam Pemberdayaan UMKM
BRI, sebagai salah satu pilar utama Holding UMi, menjalankan program pemberdayaan UMKM melalui tiga fase. Fase dasar berfokus pada pemetaan UMKM melalui sistem self-assessment untuk mengidentifikasi potensi dan kebutuhan peningkatan kapasitas.
Fase integrasi melibatkan integrasi sistem dan database BRI dengan kementerian/lembaga terkait, menciptakan pusat data UMKM yang terintegrasi. Fase terakhir, yaitu interkoneksi, menghubungkan sistem dan database BRI dengan instansi eksternal yang terkait dengan perizinan, sertifikasi halal, dan ekspor UMKM.
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, menekankan bahwa program sertifikasi BPOM ini selaras dengan upaya BRI dalam memberdayakan UMKM secara komprehensif dan terukur. Program ini diharapkan dapat meningkatkan potensi dan kapasitas pelaku UMKM secara signifikan.
Peran PNM dalam Mendukung UMKM
PNM, sebagai anggota Holding UMi lainnya, juga berperan aktif dalam mendukung UMKM melalui berbagai program. Salah satu langkah penting adalah kolaborasi dengan BPOM untuk membantu UMKM mendapatkan izin edar, membuka akses pasar yang lebih luas, baik domestik maupun internasional.
PNM memberikan edukasi kepada nasabahnya tentang pentingnya memiliki izin edar BPOM, khususnya bagi UMKM di sektor makanan, minuman, dan produk herbal. Edukasi ini disampaikan secara sederhana dan relevan agar mudah dipahami oleh para pelaku UMKM.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, optimistis bahwa inisiatif Kementerian BUMN bersama BPOM akan mendorong semangat kewirausahaan nasabah binaannya, membantu mereka keluar dari zona subsisten dan meningkatkan taraf hidup. PNM berkomitmen untuk memberikan modal intelektual dan sosial, selain modal finansial, untuk mendukung pertumbuhan UMKM.
Sukses Holding UMi
Holding UMi, yang terdiri dari BRI, PNM, dan Pegadaian, telah menunjukkan capaian signifikan sejak dibentuk pada tahun 2021. Hingga akhir September 2024, Holding UMi telah melayani 36,1 juta debitur ultra mikro dengan total penyaluran kredit lebih dari Rp 627,6 triliun.
Holding UMi juga telah memperluas jangkauan layanannya melalui 1.025 Unit Senyum di seluruh Indonesia, memberikan akses kepada lebih dari 180 juta masyarakat ke Tabungan mikro. Keberhasilan ini menunjukkan komitmen dan sinergi yang kuat antar anggota Holding UMi dalam memberdayakan UMKM Indonesia.
Ke depan, kolaborasi antara pemerintah, perbankan, dan lembaga pembiayaan lainnya akan semakin penting untuk memastikan keberlanjutan program pemberdayaan UMKM dan peningkatan daya saingnya di pasar global. Hal ini akan sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.