Perkembangan perdagangan global terus menjadi penggerak utama dinamika pasar keuangan dunia. Situasi ini diperparah dengan potensi resesi ekonomi di Amerika Serikat (AS), yang mendorong The Federal Reserve (The Fed) mempertimbangkan pemangkasan suku bunga acuan.
Analis pasar modal, Hans Kwee, memprediksi dampak perang dagang akan memperlambat pertumbuhan ekonomi AS, meningkatkan inflasi, dan meningkatkan risiko resesi ringan. Sebagai respons, The Fed diprediksi akan menurunkan suku bunga untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
Dampak Perang Dagang dan Kebijakan The Fed
Potensi penurunan suku bunga acuan oleh The Fed diperkirakan terjadi pada Juli 2025, setelah dampak kebijakan tarif tinggi pemerintahan Trump terhadap data ekonomi AS terlihat jelas. Hal ini juga dipengaruhi oleh aksi para “bond vigilantes”, pelaku pasar obligasi yang menolak kebijakan moneter dan fiskal longgar. Mereka dapat memberikan tekanan untuk meredakan ketegangan perang dagang.
Kesepakatan dagang antara AS dan Inggris, serta pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang mengejutkan (meningkat 9,3 persen YoY pada April 2025), memberikan sentimen positif bagi pasar. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok menunjukkan ketahanan ekonomi negara tersebut di tengah tekanan perang dagang.
Pergeseran Investasi Global dan Peluang Investasi di Pasar Emas
Ketidakpastian kebijakan tarif Trump mendorong investor global menarik dana dari pasar AS dan beralih ke pasar Asia, terutama di pasar negara-negara berkembang yang dianggap lebih stabil. Negosiasi dagang Tiongkok-AS menjadi fokus utama perhatian pelaku pasar, menentukan arah investasi global selanjutnya.
Dalam situasi penuh ketidakpastian ini, emas menjadi instrumen lindung nilai yang menarik bagi investor. Sifat emas sebagai aset safe haven membuatnya menjadi pilihan investasi yang aman di tengah fluktuasi pasar yang tinggi.
Kondisi Ekonomi Indonesia dan Prospek IHSG
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 yang berada di bawah 5 persen, diperkirakan berlanjut pada kuartal II 2025. Hal ini dipengaruhi oleh pelemahan daya beli masyarakat dan ketidakpastian negosiasi dagang antara Indonesia dan AS.
Meskipun ada tantangan domestik dan dinamika global, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi menguat. Hans Kwee memperkirakan IHSG akan bergerak terbatas, dengan level support di kisaran 6.800 hingga 6.725 dan resistance di 6.900 hingga 6.970.
Analisis Lebih Dalam Mengenai Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasar
Beberapa faktor tambahan yang perlu diperhatikan adalah tingkat inflasi global, pergerakan nilai tukar mata uang utama, dan perkembangan kebijakan moneter dari bank sentral di berbagai negara. Semua faktor tersebut saling berkaitan dan berdampak signifikan pada pasar keuangan internasional.
Perlu juga dipertimbangkan faktor geopolitik yang dapat mempengaruhi sentimen pasar. Ketegangan politik global, seperti konflik antar negara, dapat menciptakan ketidakpastian dan meningkatkan volatilitas pasar.
Secara keseluruhan, pasar keuangan global masih menghadapi tantangan yang kompleks dan dinamis. Pemantauan yang cermat terhadap perkembangan ekonomi makro, kebijakan moneter, dan sentimen pasar sangat penting untuk pengambilan keputusan investasi yang tepat.