Beras Premium Kembali Ramaikan Rak Minimarket: Stok Tercukupi

Beras Premium Kembali Ramaikan Rak Minimarket Stok Tercukupi

Kelangkaan beras premium di minimarket beberapa waktu lalu telah membuat gempar masyarakat. Selama kurang lebih sebulan, konsumen kesulitan menemukan beras premium di rak-rak toko modern. Kondisi ini menimbulkan keresahan dan pertanyaan mengenai ketersediaan stok serta penyebab kelangkaan.

Kini, situasi mulai membaik. Pemasok telah kembali menyalurkan beras premium kemasan 5 kg ke sejumlah minimarket. Namun, pasokan masih sangat terbatas, sehingga stok cepat habis terjual. Fenomena ini terlihat jelas di beberapa gerai Indomaret, misalnya di sekitar Universitas Pamulang. Beras yang baru datang di pagi hari, sudah ludes terjual pada siang harinya.

Keinginan masyarakat untuk membeli beras premium di minimarket didorong oleh harga yang lebih terjangkau. Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), harga beras premium kemasan 5 kg dijual Rp 73.500, atau sekitar Rp 14.700 per kilogram. Harga ini lebih murah dibandingkan dengan harga beras di toko eceran, yang umumnya dijual per liter dengan harga sekitar Rp 14.000. Perlu diingat, satu liter beras setara dengan 0,72 kg, dan kualitasnya belum tentu terjamin.

Ketua Umum Aprindo, Solihin, menjelaskan bahwa produsen telah mulai mengirimkan beras produksi terbaru sejak bulan ini. Namun, beberapa ritel masih menjual stok lama yang belum sempat diretur. Proses pengembalian stok lama dan penggantian dengan produk baru masih dalam tahap penyesuaian.

“Harapan kami, produksi baru benar-benar sesuai kualitas premium sehingga pasokan kembali stabil,” ungkap Solihin. Ia menekankan pentingnya menjaga kualitas beras premium karena menjadi andalan konsumen.

Untuk menjaga daya beli masyarakat, produsen telah menurunkan harga beras premium sebesar Rp 1.000 per kemasan 5 kg. Harga terbaru menjadi Rp 73.500 per kemasan, di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 74.500.

Penjualan sempat terdampak oleh keputusan peritel untuk menyingkirkan stok lama yang diduga oplosan. Peritel memilih menyimpan beras tersebut di gudang untuk menghindari risiko hukum. Hal ini menunjukkan komitmen peritel untuk memastikan kualitas produk yang dijual.

Pemerintah juga gencar berupaya menekan harga beras melalui program operasi pangan murah. Program ini menggelontorkan beras murah atau beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP). Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, melakukan peninjauan distribusi beras SPHP di Semarang.

“Alhamdulillah kita melihat operasi pasar SPHP yang sekarang penyaluran hariannya sudah 6.000 ton. Kita target naik 7.000 ton kemudian 10.000 ton per hari,” jelas Mentan Amran. Ia menambahkan bahwa operasi pangan murah telah berhasil menurunkan harga beras di sejumlah provinsi.

Operasi pasar murah ini akan berlangsung hingga Desember 2025, dengan total penyaluran 1,3 juta ton beras di seluruh Indonesia. Selain operasi pasar, peningkatan serapan gabah petani juga berkontribusi pada penurunan harga beras.

“Kami perhatikan serapan gabah meningkat dari 3.000 ton menjadi 6.000 ton per hari,” tambah Amran. Peningkatan serapan gabah ini berdampak positif terhadap harga padi dan selanjutnya harga beras di pasaran. Pemerintah juga memastikan harga gabah minimal sesuai Harga Pokok Pembelian (HPP) Rp 6.500 per kg agar kesejahteraan petani tetap terjaga.

Kesimpulannya, kelangkaan beras premium telah menunjukkan perbaikan, meskipun pasokan masih terbatas. Komitmen pemerintah dan pihak swasta dalam menjaga stabilitas harga dan kualitas beras perlu diapresiasi. Semoga ke depannya, pasokan beras premium dapat kembali stabil dan terjangkau bagi seluruh masyarakat.

Dapatkan Berita Terupdate dari INDObrita di:
PASANG IKLAN ANDA DISINI