Berikut adalah penulisan ulang artikel tersebut:
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan pesan penting mengenai ketahanan mental bagi para pejabat di tengah tantangan sektor energi dan pertambangan. Dalam Peringatan Hari Pertambangan Nasional yang digelar di Jakarta pada Jumat (24/10/2025), Bahlil menekankan perlunya kesabaran dalam menghadapi berbagai tekanan yang datang.
Pernyataan ini mencerminkan kompleksitas dan dinamika yang dihadapi Kementerian ESDM dalam menjalankan tugasnya. Bahlil mengakui bahwa tekanan, baik dari dalam maupun luar negeri, sangat signifikan. Namun, ia menekankan bahwa keteguhan sikap dan niat tulus dalam mengabdi kepada bangsa dan negara adalah kunci utama.
Kesabaran: Kunci Utama bagi Menteri ESDM
Bahlil mengutip pernyataan dari seorang profesor bernama Giantoro yang menyebut bahwa menjadi Menteri ESDM membutuhkan “banyak minum sabar”. Pernyataan ini disambut tawa oleh para peserta acara, namun juga mengandung makna mendalam tentang beratnya tugas yang diemban.
Tantangan dari Berbagai Arah
Sektor energi dan pertambangan merupakan sektor yang strategis dan vital bagi pembangunan nasional. Oleh karena itu, Kementerian ESDM sering kali menjadi pusat perhatian dan mendapatkan tekanan dari berbagai pihak.
Tekanan tersebut bisa berasal dari berbagai sumber, seperti:
Loyalitas Terhadap Kepentingan Nasional
Bahlil menegaskan bahwa loyalitas terhadap kepentingan nasional adalah hal yang tidak bisa ditawar. Ia menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan di dalam Kementerian ESDM untuk menghadapi berbagai tantangan.
Bahlil meminta seluruh jajaran di Kementerian ESDM untuk tetap solid dan tidak mudah menyerah. Ia menekankan bahwa tidak boleh ada kompromi terhadap kepentingan nasional.
Berikut adalah pernyataan langsung Bahlil:
“Memang harus sabar, karena tekanan baik dalam maupun luar cukup luar biasa.”
Ia melanjutkan:
“Tapi insya Allah, dengan niat yang baik, dengan konsistensi yang baik, dengan hati yang baik untuk Merah Putih.”
Bahlil juga menekankan:
“Jangankan selangkah, sejengkal pun kita tidak boleh mundur dari tekanan manapun.”