**Kutukan September: Mitos atau Realita di Pasar Kripto?**
Bulan September, bagi sebagian trader kripto, identik dengan penurunan harga. Istilah “Red September” pun muncul, menggambarkan tren negatif yang konsisten terjadi hampir setiap tahunnya. Benarkah September selalu menjadi bulan yang menakutkan bagi investor kripto? Mari kita telusuri lebih dalam.
Sejak 2013, Bitcoin mencatat penurunan harga rata-rata 3,77 persen setiap bulan September. Data ini berasal dari berbagai sumber terpercaya, termasuk Coinglass, CoinMarketCap, dan CryptoQuant. Namun, tren ini ternyata berakar dari pasar saham AS, di mana September juga dikenal sebagai bulan dengan performa terburuk.
**Sejarah Red September: Dari Wall Street ke Kripto**
Di pasar saham AS, indeks S&P 500 misalnya, menunjukkan rata-rata return negatif setiap September sejak 1928. Fenomena ini kemudian menjalar ke pasar kripto. Hal ini disebabkan karena investor institusional kini aktif di kedua pasar, sehingga tekanan makro di Wall Street langsung berdampak pada kripto.
Pasar kripto yang beroperasi 24/7 tanpa henti memperparah situasi. Tekanan jual di satu pasar bisa langsung memicu efek domino, terutama jika melibatkan likuidasi posisi leverage atau aksi jual besar dari investor berpengaruh (whale).
**Kinerja Bitcoin di September (2013-2024): Data Menarik**
Berikut data kinerja Bitcoin selama September, dari 2013 hingga 2024:
| Tahun | Harga Awal September (USD) | Harga Akhir September (USD) | Persentase Perubahan (%) |
|—|—|—|—|
| 2013 | 120 | 137 | +14,2% |
| 2014 | 477 | 386 | -19,1% |
| 2015 | 232 | 236 | +1,7% |
| 2016 | 572 | 600 | +4,9% |
| 2017 | 4.690 | 4.293 | -8,5% |
| 2018 | 7.061 | 6.625 | -6,2% |
| 2019 | 9.626 | 8.243 | -14,4% |
| 2020 | 11.663 | 10.778 | -7,6% |
| 2021 | 47.153 | 43.825 | -7,0% |
| 2022 | 20.049 | 19.431 | -3,0% |
| 2023 | 25.900 | 26.970 | +4,1% |
| 2024 | 26.000 | 27.980 | +7,6% |
Dari 12 tahun tersebut, Bitcoin hanya empat kali mengalami kenaikan di bulan September. Rata-rata kinerja selama periode tersebut adalah -3,77 persen. Namun, jika hanya dilihat lima tahun terakhir, rata-rata membaik menjadi -2,55 persen.
**Faktor Penyebab Tekanan Jual di Bulan September**
Beberapa faktor konsisten memicu tekanan jual di bulan September:
* **Rebalancing Dana Investasi:** Banyak manajer dana menutup tahun fiskal di September, melakukan penjualan aset untuk mengunci keuntungan atau memanfaatkan tax-loss harvesting.
* **Kembali dari Libur Musim Panas:** Trader profesional kembali beraktivitas dan melakukan revaluasi portofolio, seringkali memicu aksi jual di aset berisiko.
* **Ketidakpastian dari The Fed:** Rapat Federal Reserve sering digelar di September, menciptakan ketidakpastian yang membuat investor cenderung menghindari aset berisiko.
* **Psikologi Pasar:** Red September bisa jadi “ramalan yang terpenuhi sendiri”. Jika semua orang memperkirakan penurunan harga, mereka akan menjual lebih awal, sehingga memicu penurunan tersebut.
**Red September 2025: Akankah Tren Berlanjut?**
Pada akhir Agustus 2025, Bitcoin berada di bawah support krusial USD 110.000. Volume perdagangan rendah, dan Crypto Fear and Greed Index turun, mendekati zona netral. Namun, perlu diingat bahwa selama dua tahun terakhir (2023 dan 2024), Bitcoin justru mencatat kinerja positif di September.
“Mitos ini dulunya masuk akal saat pasar kecil. Sekarang pasar sudah tumbuh. Jangan biarkan sejarah mengendalikan keputusan hari ini.” – Ben Kurland, CEO DYOR
Meskipun demikian, peningkatan adopsi institusional, masuknya ETF Bitcoin spot, dan penguatan regulasi dapat menambah stabilitas. Red September tetap menjadi peringatan, tetapi bukan hukum mutlak. Perubahan struktur pasar dapat membalikkan tren historis. Ada pula “Uptober”, bulan Oktober, yang secara historis seringkali menunjukkan kenaikan harga Bitcoin.