**Presiden Prabowo dan Gus Miftah Bahas Kebhinekaan, Buku “Merawat Kebhinekaan” Jadi Sorotan**
Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini bertemu dengan Gus Miftah, pendakwah kondang asal Yogyakarta. Pertemuan empat mata tersebut berfokus pada diskusi santai seputar kebangsaan, menunjukkan komitmen kebersamaan dalam merawat kerukunan di Indonesia. Momen hangat ini dibagikan Gus Miftah melalui akun Instagram pribadinya.
Pertemuan tersebut menjadi sorotan setelah Gus Miftah mengunggah foto dirinya bersama Presiden Prabowo. Dalam foto tersebut, terlihat Presiden Prabowo memegang buku karangan Gus Miftah sendiri, berjudul “Merawat Kebhinekaan, Menyemai Kerukunan”. Buku ini membahas isu intoleransi yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan publik.
“Diskusi sore: merawat kebhinekaan menyemai kerukunan,” tulis Gus Miftah pada unggahannya, Selasa (26/8). Kalimat singkat ini mencerminkan inti dari pertemuan penting tersebut.
Melalui buku “Merawat Kebhinekaan, Menyemai Kerukunan”, Gus Miftah berupaya memberikan pencerahan tentang pentingnya toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Ia berharap buku ini dapat mencegah meluasnya intoleransi di Indonesia.
Gus Miftah, lewat karyanya, dinilai memiliki peran signifikan dalam mendorong kerukunan. Hal inilah yang tampaknya menjadi salah satu alasan mengapa ia dianggap layak menjadi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Unggahan Gus Miftah di media sosial langsung mendapat respon positif dari warganet. Banyak netizen yang memberikan doa agar buku tersebut dapat diakses dan dipelajari oleh masyarakat luas.
Salah satu komentar menarik datang dari akun himawanbayu_: “Semoga menjadi salah satu yang beruntung biar bisa ditaruh di perpustakaan MTSN 8 Sleman agar siswa siswi bisa membacanya,”
Pertemuan Presiden Prabowo dan Gus Miftah ini bukan sekadar pertemuan biasa. Ini merupakan simbol nyata dari upaya pemerintah dalam mempromosikan kerukunan dan kebhinekaan di Indonesia, dengan melibatkan tokoh agama berpengaruh seperti Gus Miftah. Buku “Merawat Kebhinekaan” pun menjadi representasi konkret dari komitmen tersebut.
Pertemuan ini sekaligus menunjukkan pentingnya peran tokoh agama dalam merawat nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan. Harapannya, diskusi-diskusi seperti ini akan terus berlanjut dan menghasilkan upaya nyata untuk menciptakan Indonesia yang lebih rukun dan harmonis.