Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) gencar menggandeng perguruan tinggi untuk memberantas kemiskinan ekstrem di Indonesia. Upaya ini diwujudkan melalui kolaborasi dalam program Tri Dharma Perguruan Tinggi. Langkah ini dinilai krusial mengingat peran penting perguruan tinggi dalam pengembangan masyarakat.
Sebagai langkah konkrit, Kemenko PMK baru saja menggelar Rapat Koordinasi Nasional Forum Perguruan Tinggi dalam Pemberdayaan Masyarakat di Surabaya. Kegiatan yang berlangsung Kamis (14/8) ini dihadiri oleh 217 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Para rektor, wakil rektor, dan perwakilan lainnya turut serta dalam acara penting ini.
Selain perwakilan perguruan tinggi, sejumlah pejabat penting dari berbagai kementerian juga hadir sebagai narasumber. Di antaranya, Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; Deputi Pengembangan Usaha Koperasi Kementerian Koperasi dan UKM; Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial; Deputi Sistem dan Tata Kelola Badan Nasional Penanggulangan Bencana; serta Asisten Deputi Rantai Pasok Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan.
Menko PMK Muhaimin Iskandar menyambut baik peran aktif perguruan tinggi dalam pemberdayaan masyarakat. Beliau menekankan pentingnya kontribusi perguruan tinggi dalam upaya pengentasan kemiskinan.
“Dukungan dan komitmen yang telah disampaikan perguruan tinggi untuk berperan serta dalam pemberdayaan Masyarakat melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi modal penting dalam pengentasan kemiskinan,” tegas Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar.
Lebih lanjut, Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu Kemenko PMK, Abdul Haris, menjelaskan peran vital perguruan tinggi dalam pemberdayaan masyarakat desa. Perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi pendamping pembangunan desa yang efektif.
Haris berharap rapat koordinasi ini dapat memperkuat komitmen perguruan tinggi dalam pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat desa. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antar pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Saya berharap, melalui Rapat Koordinasi Nasional Forum Perguruan Tinggi ini, dapat mendorong komitmen peran serta perguruan tinggi dalam pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat desa serta mendorong kolaborasi dan sinergi lintas pemangku kepentingan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Haris.
Hasil dari rapat koordinasi tersebut menghasilkan kesepakatan berupa deklarasi komitmen dari perguruan tinggi. Deklarasi ini berisi rencana pendampingan 40.000 desa pada periode 2026-2029. Pendampingan akan dilakukan melalui berbagai program, seperti KKN Tematik, Inkubasi Usaha Mikro dan Startup Desa, Sekolah Akademi/Akademi Rakyat, Kampus Tani/Kampus Nelayan, Klinik Konsultasi, Beasiswa Berbasis Dedikasi Sosial, Digitalisasi dan Literasi Teknologi, Riset Tindakan Partisipatoris, Program Magang Sosial, dan Pusat Inovasi Desa. Program-program ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Program-program tersebut dirancang untuk menjangkau berbagai aspek kehidupan masyarakat desa, mulai dari peningkatan ekonomi melalui inkubasi bisnis hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan. Integrasi teknologi juga menjadi fokus penting untuk mempercepat proses pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Keberhasilan program ini sangat bergantung pada koordinasi dan kerjasama yang erat antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat desa. Mekanisme monitoring dan evaluasi yang efektif juga diperlukan untuk memastikan program berjalan sesuai rencana dan mencapai tujuan yang diharapkan. Harapannya, kolaborasi ini akan menciptakan dampak berkelanjutan dalam mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Tinggalkan komentar