Ketimpangan Jakarta: Warisan Kebijakan atau Gagal Tata Kelola?

Mais Nurdin

Jumat, 6 Juni 2025

2
Min Read

On This Post

Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, menyampaikan khutbah Idul Adha 1444 H di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, pada Jumat, 6 Juni 2025. Tema khutbahnya, “Kurban, Kota, dan Agenda Keadilan,” menekankan pentingnya nilai-nilai kurban dalam konteks kehidupan bermasyarakat, khususnya di perkotaan.

Anies mengaitkan pelaksanaan ibadah haji dengan tema kurban. Jutaan jemaah haji, dengan kesederhanaan pakaian ihram, menunjukkan kesetaraan di hadapan Allah. Namun, kontras dengan kesetaraan tersebut, ketimpangan masih menjadi masalah nyata di berbagai kota setelah jemaah haji kembali ke daerah masing-masing.

Ia menggambarkan kota sebagai cerminan peradaban. Ketimpangan yang meluas menandakan ketidaksehatan peradaban sebuah kota. Oleh karena itu, Anies mengajak umat Islam untuk meneladani pengorbanan Nabi AS, yang bukan sekadar kurban hewan, tetapi juga pengorbanan demi ketaatan kepada Allah dan kesejahteraan umat.

Nilai Kurban di Luar Hewan Kurban

Anies mendorong umat Islam untuk berkurban tidak hanya secara simbolis melalui penyembelihan hewan, tetapi juga dengan berkurban dalam bentuk lainnya. Mereka yang mampu secara finansial didorong untuk menyumbangkan harta mereka. Sementara mereka yang memiliki keahlian diminta untuk berbagi keahliannya guna membangun keadilan .

Lebih jauh, Anies menekankan pentingnya peran setiap individu dalam mewujudkan keadilan. Kontribusi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk sesuai kemampuan masing-masing, baik melalui sumbangan finansial, keahlian, maupun bentuk dukungan lainnya yang dapat berkontribusi pada terciptanya keadilan.

Ketimpangan: Bukan Takdir, Melainkan Hasil Kebijakan

Anies secara tegas menyatakan bahwa ketimpangan sosial bukanlah takdir yang sudah digariskan. Ketimpangan merupakan dampak dari kebijakan publik yang kurang dan tidak diatasi secara selama bertahun-tahun. Ini merupakan akumulasi dari berbagai keputusan politik dan kebijakan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Oleh karena itu, diperlukan perubahan paradigma dalam kebijakan publik yang lebih pro-rakyat dan berpihak pada keadilan sosial. Hal ini membutuhkan komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil.

Solusi Mengatasi Ketimpangan

Untuk mengatasi ketimpangan, Anies menyarankan beberapa langkah konkret, antara lain: meningkatkan akses terhadap pendidikan dan kesehatan berkualitas, menciptakan lapangan kerja yang layak, dan menegakkan hukum secara adil dan merata. Semua ini membutuhkan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang konsisten.

Selain itu, partisipasi aktif masyarakat dalam mengawasi dan mengevaluasi kebijakan pemerintah juga sangat penting. dan akuntabilitas menjadi keberhasilan dalam upaya mengurangi ketimpangan. Penting untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil benar-benar berdampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat.

Anies menekankan perlunya komitmen bersama untuk mewujudkan keadilan sosial. Kurban Idul Adha bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga momentum untuk merefleksikan diri dan berkontribusi aktif dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Tinggalkan komentar

Related Post