Misteri Tiga Ijazah Kehutanan UGM: 1120, 1117, dan 1115

Mais Nurdin

Rabu, 21 Mei 2025

2
Min Read

On This Post

Perdebatan mengenai keaslian ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dikeluarkan oleh Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mencuat. Tuduhan ijazah palsu yang dilontarkan sebelumnya kembali dibahas, kali ini melalui kanal YouTube Refly Harun.

Dalam video tersebut, seorang tamu yang mengaku sebagai insinyur elektro memaparkan hasil perbandingan visual tiga ijazah Fakultas Kehutanan UGM dengan nomor seri 1120, 1117, dan 1115, yang semuanya dikeluarkan pada tanggal 5 November 1985. Perbedaan mencolok terlihat jelas, bahkan menurut narasumber, perbedaan tersebut dapat dipahami oleh orang awam sekalipun.

Perbedaan paling menonjol terletak pada huruf dan karakter pada kata “Sarjana”. Tidak hanya huruf “A”, tetapi juga huruf “N” dan beberapa karakter lain menunjukkan perbedaan yang signifikan. Narasumber mengklaim terdapat sekitar sepuluh perbedaan hanya pada satu baris tulisan “Sarjana Kehutanan”.

Analisis Visual Ijazah

Lebih lanjut, narasumber menjelaskan perbandingan dilakukan pada tahun 2021, membandingkan ijazah edisi 1985 (hitam putih) dengan ijazah edisi yang lebih baru (berwarna) yang ia terima pada tahun 2025. Ia juga membandingkan dengan ijazah bernomor 1115 yang diterimanya baru-baru ini. Ketajaman gambar, detail daun dan kelopak pada logo UGM, serta tulisan “Gadjah Mada” di dalam lingkaran logo juga menunjukkan perbedaan yang signifikan.

Ia menambahkan bahwa perbedaan tersebut semakin terlihat jelas jika dianalisis menggunakan perangkat lunak pengolah gambar. Dengan demikian, perbedaan pada ijazah bukan sekadar kesalahan cetak yang wajar, melainkan perbedaan yang sistematis.

Tanggapan UGM

Di sisi lain, UGM secara tegas menyatakan bahwa Joko Widodo adalah alumni Fakultas Kehutanan UGM dan telah menyelesaikan studinya disana. Pernyataan ini pernah disampaikan oleh Rektor UGM, Ova Emilia, dan kembali ditegaskan oleh Dekanat Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 2025.

Pernyataan resmi dari UGM ini bertolak belakang dengan temuan visual yang dijelaskan oleh narasumber di kanal YouTube Refly Harun. Hal ini menimbulkan pertanyaan dan keraguan publik mengenai kebenaran klaim tersebut.

Perlu Investigasi Lebih Lanjut

Perbedaan visual yang signifikan pada ijazah yang ditunjukkan, membutuhkan investigasi lebih lanjut yang independen dan transparan. Baik UGM maupun pihak-pihak terkait perlu memberikan penjelasan yang detail dan menyeluruh agar kontroversi ini dapat diselesaikan. Kejelasan dan transparansi dalam proses investigasi sangat penting untuk memulihkan kepercayaan publik.

Publik membutuhkan penjelasan yang komprehensif, bukan hanya sebatas pernyataan resmi yang singkat dan umum. Detail mengenai proses pencetakan ijazah, sistem penomoran, dan perbedaan desain ijazah antar tahun perlu diungkap untuk memberikan gambaran yang jelas dan akurat.

Ketidaksesuaian antara temuan visual dan pernyataan resmi UGM menuntut adanya penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan keaslian ijazah Presiden Jokowi. Transparansi dan keterbukaan informasi sangat penting dalam menjaga integritas institusi pendidikan tinggi dan kepercayaan publik.

Tinggalkan komentar

Related Post