Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengumumkan perubahan signifikan dalam perayaan Tahun Baru 2026. Keputusan ini diambil sebagai bentuk komitmen terhadap kesederhanaan dan empati, khususnya dalam merespons situasi bencana di Sumatra. Perubahan ini tidak hanya mengubah format perayaan, tetapi juga bertujuan untuk menggalang solidaritas dan bantuan bagi para korban.
Perayaan tahun baru kali ini akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pemprov DKI Jakarta telah merancang konsep yang lebih fokus pada kepedulian sosial dan pengurangan dampak negatif perayaan. Keputusan ini mencerminkan respons cepat terhadap kebutuhan masyarakat dan komitmen untuk menciptakan perayaan yang lebih bermakna.
Perubahan Konsep Perayaan
Perubahan utama dalam perayaan Tahun Baru 2026 adalah pengurangan jumlah titik acara.
Pengurangan Titik Acara
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengumumkan bahwa titik perayaan akan dikurangi dari 14 lokasi menjadi hanya delapan titik strategis di ibu kota.
Fokus di Bundaran HI
Pusat perayaan akan dipusatkan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI). Monumen Nasional (Monas) tidak lagi menjadi pusat keramaian utama. Meskipun demikian, Monas tetap akan menyajikan atraksi visual.
“Titik utama ada di Bundaran HI yang akan dihadiri Gubernur, Wakil Gubernur, dan Sekretaris Daerah,” ujar Pramono.
Atraksi Visual Tanpa Kembang Api
Atraksi di Bundaran HI akan menampilkan video mapping menggunakan drone, tanpa menyalakan kembang api.
Solidaritas untuk Korban Bencana Sumatra
Perayaan Tahun Baru 2026 akan dijadikan momentum untuk menunjukkan solidaritas kepada korban bencana di Sumatra.
Pengumpulan Donasi Terintegrasi
Pemprov DKI Jakarta memfasilitasi pengumpulan donasi kemanusiaan yang terintegrasi selama acara berlangsung. BAZNAS BAZIS dan Bank Jakarta akan terlibat dalam proses pengumpulan donasi.
Partisipasi Masyarakat
Masyarakat dapat berpartisipasi dengan menyisihkan rezeki melalui pemindaian QRIS yang tersedia di berbagai titik acara dan kanal digital secara real time.
Lagu Motivasi
Lagu-lagu bertema motivasi akan disiapkan untuk menemani detik-detik pergantian tahun.
Pramono menjelaskan,
“Kami minta suasananya sederhana. Lagu yang dipilih memberi semangat dan harapan, seperti ‘Jangan Menyerah’ dari D’Masiv.”
Kesimpulan
Perayaan Tahun Baru 2026 di Jakarta akan menjadi perayaan yang berbeda. Dengan konsep yang lebih sederhana dan berfokus pada solidaritas, Pemprov DKI Jakarta berupaya menciptakan perayaan yang bermakna bagi semua warga, terutama dalam mendukung korban bencana di Sumatra. Pengurangan titik acara, penekanan pada Bundaran HI, dan pengumpulan donasi terintegrasi adalah beberapa perubahan utama yang mencerminkan komitmen pemerintah terhadap kepedulian sosial.












