Banjir dan longsor yang melanda Sumatra dan Aceh menjadi pengingat keras bagi pemerintah. Anggota Komisi XII DPR RI, Syafruddin, mengingatkan agar bencana serupa tidak terulang di Kalimantan Timur. Ia menekankan pentingnya langkah-langkah preventif, mengingat kondisi wilayah tersebut yang rentan terhadap bencana akibat aktivitas pertambangan dan pengelolaan lingkungan yang belum optimal.
Syafruddin menekankan bahwa Kalimantan Timur menghadapi risiko tinggi. Aktivitas pertambangan yang masif dan dampaknya terhadap lingkungan menjadi perhatian utama. Ia mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan konkret guna mencegah terulangnya tragedi seperti yang terjadi di Sumatra dan Aceh.
Potensi Bencana di Kalimantan Timur
Syafruddin menyoroti beberapa faktor yang membuat Kalimantan Timur rentan terhadap bencana:
Aktivitas Pertambangan yang Intensif
Lubang Bekas Tambang
Syafruddin memberikan pernyataan langsung terkait kondisi di Kalimantan Timur:
“Perusahaan-perusahaan tambang terus-menerus menggunduli hutan dan tentu saja mencemari sungai dan air di sana,”
Desakan untuk Perbaikan Tata Kelola Lingkungan
Syafruddin mendesak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan untuk mengambil langkah-langkah krusial.
Politisi dari Fraksi PKB ini juga menyoroti dampak mengerikan dari lubang tambang:
“Sudah menelan korban, ada 51 anak yang meninggal di lubang tambang. Itu baru korban yang meninggal di lubang tambang, belum yang akibat bencana seperti di Pulau Sumatera,”
Syafruddin menekankan pentingnya perbaikan tata kelola lingkungan di Kalimantan Timur. Ia berharap agar kerusakan lingkungan tidak semakin meluas dan meminta perhatian serius dari pemerintah.
Syafruddin menyampaikan harapannya kepada pemerintah:
“Sekali lagi, mohon atensi Pak Menteri dan jajaran. Kalimantan Timur kalau bisa ditangani serius, jangan sampai terjadi seperti di Sumatra,”