PT MRT Jakarta (Perseroda) mengambil langkah strategis untuk memperluas jaringan transportasi publik dan memperkuat konsep Transit Oriented Development (TOD) di ibu kota. Perusahaan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan PT Deltasari Adipratama. Kerjasama ini bertujuan menjajaki peluang pengembangan lahan di sepanjang jalur Lin Timur–Barat Fase 1 Tahap 1. Ini merupakan langkah signifikan dalam upaya menghadirkan integrasi antarmoda yang lebih baik bagi masyarakat.
Penandatanganan MoU ini mencerminkan komitmen kuat MRT Jakarta dalam membangun kawasan perkotaan yang efisien dan ramah mobilitas. Langkah ini diharapkan dapat mempermudah mobilitas warga Jakarta dan sekitarnya, termasuk wilayah Jabodetabek. Kerja sama ini juga membuka peluang pengembangan jaringan MRT ke wilayah Jawa Barat di masa mendatang, menunjukkan visi jangka panjang perusahaan dalam pengembangan transportasi publik.
Kerja Sama Strategis untuk Pengembangan Lahan
Kerja sama ini mencakup kajian mendalam mengenai potensi pengembangan lahan dan properti di sekitar jalur Lin Timur–Barat Fase 1 Tahap 1. Tujuannya adalah meningkatkan aksesibilitas menuju dan dari stasiun MRT. Selain itu, kedua belah pihak akan melakukan identifikasi lokasi yang paling strategis untuk penempatan stasiun, dengan mempertimbangkan integrasi optimal dengan lingkungan sekitar.
Fokus Utama MoU
Penjajakan awal kerja sama ini direncanakan berlangsung selama dua tahun.
Proyek Lin Timur–Barat: Rute dan Jadwal
Proyek Lin Timur–Barat Fase 1 Tahap 1 akan menghubungkan Tomang di Jakarta Barat dengan Medan Satria di Kota Bekasi. Jalur ini memiliki panjang 24,5 kilometer, ditambah 5,9 kilometer jalur menuju depo di Rorotan, Jakarta Utara.
Rencana Pembangunan
Konstruksi tahap pertama diharapkan dimulai pada tahun 2026. Pendanaan proyek ini akan didukung melalui skema co-financing dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Asian Development Bank (ADB).
Potensi Jaringan MRT: Konektivitas Jabodetabek
Jika seluruh fase telah rampung, jalur Lin Timur–Barat MRT Jakarta akan membentang sepanjang 84 kilometer, menghubungkan Cikarang, Jawa Barat, hingga Balaraja, Banten. Jaringan ini diharapkan dapat memperkuat konektivitas lintas wilayah. Selain itu juga mendukung pembangunan kawasan berorientasi transportasi publik yang berkelanjutan di wilayah Jabodetabek.
Dampak Jangka Panjang
Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta, Farchad Mahfud, menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan langkah awal yang krusial.
“Penandatanganan nota kesepahaman ini menjadi langkah awal dalam menghadirkan integrasi antarmoda dengan bangunan di sekitarnya, sehingga dapat mempermudah mobilitas masyarakat di Jakarta dan wilayah sekitarnya, termasuk Jabodetabek,” jelas Farchad.