Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih) menawarkan model bisnis menjanjikan di pedesaan Indonesia. Fokusnya pada penyediaan barang konsumsi pokok, menjadikan pasarnya terjamin dan potensi keuntungannya besar. Peneliti Centre on Reform on Economics (CORE), Eliza Mardian, mengungkapkan potensi ini.
Pasar kebutuhan pokok bersifat terus-menerus, apalagi jika ditawarkan dengan harga terjangkau. Ketersediaan barang pun terjaga berkat pasokan langsung dari produsen besar seperti Pertamina, Bulog, dan Pupuk Indonesia. Hal ini memangkas rantai distribusi, menstabilkan harga, dan meningkatkan keuntungan.
“Ditambah lagi barang-barang kebutuhan pokok tersebut langsung dipasok oleh produsennya, ini akan memangkas rantai distribusi, ketersediaannya dapat terjaga, dan harganya relatif stabil,” ujar Eliza kepada ANTARA, Kamis, 17 Juli 2025.
Sistem ini memungkinkan pengurangan rantai distribusi hingga dua hingga tiga lapis. Penghematan biaya ini berkisar antara 15-20 persen, yang sebelumnya menjadi margin bagi perantara. Model bisnis Kopdes Merah Putih, menurut Eliza, mirip dengan minimarket desa; margin rendah, tetapi volume tinggi.
Dengan populasi desa rata-rata 3.000-5.000 jiwa, koperasi ini dapat meraup pendapatan dari berbagai lini bisnis. Contohnya, penjualan LPG 3 kg saja berpotensi menghasilkan keuntungan Rp1-3 juta per bulan.
Perhitungan ini berdasarkan penjualan 500-1.000 tabung LPG 3 kg per bulan, dengan keuntungan Rp2.000-Rp3.000 per tabung. Sektor pupuk juga menjanjikan; dengan cakupan 500-1.000 hektar sawah dan margin 5-10 persen dari penjualan tahunan Rp500 juta, keuntungannya bisa mencapai Rp25-50 juta per tahun.
Penjualan sembako juga turut berkontribusi. Jika volume penjualan mencapai Rp50-100 juta per bulan dengan margin 10 persen, keuntungannya bisa mencapai Rp5-10 juta per bulan.
Lebih dari 81.100 desa dan kelurahan telah membentuk Kopdes/Kel Merah Putih, dengan sekitar 77.900 telah berbadan hukum. Koperasi ini memiliki berbagai unit usaha, mulai dari gerai sembako, LPG, pupuk bersubsidi, klinik dan apotek desa, pergudangan, logistik, hingga unit simpan pinjam.
Kopdes Merah Putih juga didorong untuk mengembangkan usaha sesuai potensi masing-masing desa. Pemerintah optimistis koperasi ini dapat menjadi offtaker produk-produk unggulan masyarakat desa. Keberhasilan Kopdes Merah Putih ini berpotensi besar meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat pedesaan.