**Misteri Kematian Pengemudi Ojek Usai Demo: Komnas HAM Buru Rekaman CCTV!**
Kematian Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek berusia 21 tahun, yang diduga terlindas kendaraan taktis polisi saat demonstrasi di Jakarta pada 28 Agustus 2025, tengah diselidiki Komnas HAM. Lembaga ini kini gencar mengumpulkan bukti untuk mengungkap kebenaran di balik peristiwa tragis tersebut.
Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Saurlin P. Siagian, menjelaskan langkah-langkah yang diambil untuk mengungkap fakta. Pihaknya telah mengirimkan surat resmi kepada berbagai instansi di sekitar lokasi kejadian di Pejompongan, Jakarta Pusat, guna memperoleh rekaman CCTV. Rekaman tersebut dibutuhkan untuk merekonstruksi kronologi kejadian, mulai sebelum, saat, dan sesudah insiden terjadi.
“Kami menyurati secara resmi berbagai instansi yang ada di sepanjang jalan untuk mendapatkan rekaman CCTV, baik sebelum kejadian, saat kejadian, maupun setelah kejadian,” tegas Saurlin dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (2/9/2025).
Saurlin menekankan pentingnya bukti visual untuk memverifikasi informasi yang beredar, termasuk isu adanya dugaan dorongan terhadap korban. Bukti forensik digital akan digunakan untuk memastikan keaslian video yang beredar.
“Potongan-potongan fakta yang beredar ini mesti kita verifikasi, termasuk video yang katanya ada dorongan. Itu perlu dipastikan secara forensik digital, apakah benar terjadi atau hasil editing,” jelas Saurlin.
Komnas HAM juga membuka akses bagi masyarakat untuk memberikan informasi tambahan. Rekaman video, foto, dan kesaksian warga sangat dibutuhkan untuk memperkuat penyelidikan.
“Dengan sangat terbuka kami akan menerimanya,” tambah Saurlin.
Selain rekaman CCTV dan keterangan saksi, Komnas HAM juga berupaya mendapatkan data komunikasi internal kepolisian yang berada di dalam kendaraan taktis saat kejadian. Percakapan internal ini dinilai penting untuk memahami situasi di lapangan.
“Hal itu penting untuk mendapatkan keseluruhan fakta-fakta yang dibutuhkan Komnas HAM dalam menyusun laporan pemantauan,” ungkap Saurlin.
Komnas HAM menegaskan komitmennya untuk melakukan penyelidikan independen dan transparan. Hasil penyelidikan dan rekomendasi akan disampaikan kepada pihak terkait sesuai dengan mandat kelembagaan.
Langkah Komnas HAM ini dilakukan untuk menjawab tuntutan publik yang menginginkan kejelasan atas kasus kematian Affan Kurniawan. Kerja sama berbagai pihak diharapkan dapat mempercepat proses pengungkapan fakta.
“Kami ingin memastikan laporan yang lahir nanti benar-benar berdasarkan fakta yang terverifikasi, bukan sekadar potongan informasi,” pungkas Saurlin.
Komnas HAM berharap proses penyelidikan ini akan memberikan kepastian hukum dan keadilan bagi keluarga korban serta meredakan kegelisahan publik. Upaya pengumpulan bukti terus dilakukan untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas proses penyelidikan.