Viral di media sosial, sebuah video berdurasi 48 detik memperlihatkan aksi seorang ibu yang tega menurunkan dua anaknya di pinggir jalan untuk mengemis. Video tersebut diunggah oleh pengguna TikTok @_wannurhaliza dan langsung memicu kemarahan publik.
Dalam video tersebut, terlihat jelas seorang ibu yang mengendarai motor Yamaha NMax berhenti di Jalan Sumatera, Pekanbaru. Ia kemudian menurunkan dua anak kecil, diduga anak kandungnya, salah satunya mengenakan kostum karakter kartun berwarna pink dan membawa bakul kecil, untuk meminta-minta kepada pengendara yang lewat.
Setelah menurunkan anak-anaknya, ibu tersebut langsung pergi meninggalkan mereka di tengah lalu lintas yang ramai. Aksi ini dinilai sebagai eksploitasi anak yang terang-terangan dan menimbulkan kecaman luas di kalangan warganet.
Tanggapan Pemerintah dan Pihak Berwajib
Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Kepala Dinas Sosial (Dinsos), Idrus, menyatakan akan menyelidiki kasus ini secara serius. Jika terbukti ibu tersebut sengaja mempekerjakan anak-anaknya untuk mengemis, sanksi sesuai Undang-Undang Perlindungan Anak akan diterapkan. Ini merupakan pelanggaran berat terhadap hak dan keselamatan anak.
Dinsos Kota Pekanbaru rutin melakukan patroli dan penertiban gepeng (gelandangan dan pengemis), khususnya di lokasi rawan seperti persimpangan lampu merah. Layanan pengaduan masyarakat juga tersedia 24 jam melalui layanan on call. Pihaknya menegaskan tidak akan mentolerir eksploitasi anak dalam bentuk apapun.
Selain Dinsos, Kepolisian juga ikut serta dalam penyelidikan kasus ini. Mereka tengah melacak keberadaan ibu yang tega melakukan perbuatan tersebut. Proses hukum akan berjalan sesuai prosedur yang berlaku guna memberikan efek jera dan perlindungan bagi anak-anak korban eksploitasi.
Dampak dan Solusi
Kasus ini kembali menyoroti masalah serius eksploitasi anak di ruang publik. Meskipun sudah dilarang oleh hukum, praktik ini masih marak terjadi di berbagai kota besar di Indonesia. Perlu upaya bersama untuk mencegah dan memberantasnya.
Masyarakat diimbau untuk tidak memberikan uang kepada anak-anak yang mengemis di jalan. Memberikan uang justru akan memperkuat praktik eksploitasi tersebut. Sebaliknya, masyarakat didorong untuk segera melapor jika menemukan kasus serupa agar dapat ditindaklanjuti oleh pihak berwajib.
Kasus ini juga menimbulkan diskusi hangat di media sosial mengenai perlindungan anak dan tanggung jawab orang tua. Banyak netizen mengecam tindakan ibu tersebut, menganggap perbuatannya sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan. Mereka berharap agar pelaku mendapat hukuman yang setimpal.
Pencegahan Eksploitasi Anak
Pencegahan eksploitasi anak membutuhkan pendekatan multi-sektoral. Peran pemerintah sangat penting dalam penegakan hukum dan penyediaan layanan perlindungan anak. Selain itu, peran masyarakat juga krusial dalam melaporkan kasus-kasus serupa dan memberikan edukasi kepada orang tua mengenai pentingnya perlindungan anak.
Program-program pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin juga perlu ditingkatkan untuk mengurangi faktor pendorong terjadinya eksploitasi anak. Pendidikan kepada orang tua tentang hak-hak anak dan konsekuensi hukum atas eksploitasi anak juga sangat penting.
Lebih lanjut, perlu adanya kampanye yang masif untuk meningkatkan kesadaran publik tentang bahaya eksploitasi anak dan mengajak masyarakat untuk aktif berperan serta dalam mencegahnya. Kerja sama antar lembaga dan organisasi terkait sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan dan eksploitasi.
Diharapkan kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih peduli terhadap perlindungan anak. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan kondusif bagi tumbuh kembang anak-anak Indonesia.
Tinggalkan komentar