Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) dan Asosiasi Wartawan Seluruh Tiongkok (ACJA) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersejarah. Kesepakatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan, meningkatkan pemahaman bersama, serta membuka peluang kolaborasi antara para profesional media di Indonesia dan Tiongkok. Penandatanganan ini menandai langkah signifikan dalam memperkuat kerja sama di bidang informasi dan jurnalisme.
MoU tersebut ditandatangani di Jakarta pada Selasa, 28 Oktober 2025, di gedung VOI Media, Jalan Tanah Abang III. Acara tersebut dihadiri oleh Sekretaris Eksekutif ACJA Wu Xu dan Ketua Umum JMSI Teguh Santosa. Kesepakatan ini diharapkan dapat menjadi fondasi kuat bagi pertukaran informasi dan pengalaman di antara jurnalis kedua negara.
Tujuan Utama MoU
Teguh Santosa, Ketua Umum JMSI, menyampaikan bahwa MoU ini bertujuan untuk memperkuat komunikasi dan pertukaran antara kedua organisasi.
“Rumah Wartawan Tiongkok-Indonesia”
Salah satu poin penting dalam MoU adalah rencana pembangunan “Rumah Wartawan Tiongkok-Indonesia”. Rumah ini diharapkan menjadi wadah bagi berbagai kegiatan, termasuk:
Wu Xu, Sekretaris Eksekutif ACJA, juga menyoroti pentingnya kerja sama ini dalam konteks hubungan yang lebih luas antara Tiongkok dan Indonesia, sejalan dengan Inisiatif Sabuk dan Jalan.
Peran Belt and Road Journalist Network (BRJN)
Hubungan baik antara JMSI dan ACJA telah terjalin sejak lama. Pada tahun 2017, Teguh Santosa turut hadir dan berpartisipasi aktif dalam pendirian Belt and Road Journalist Network (BRJN) di Beijing.
Teguh menjelaskan, pendirian wadah ini sejalan dengan visi JMSI untuk mendukung jurnalis profesional yang bekerja di perusahaan pers yang profesional.
Kegiatan Bersama dan Pertukaran
“Rumah Wartawan Tiongkok-Indonesia” akan menjadi pusat kegiatan bersama. Beberapa program yang direncanakan meliputi:
Kunjungan ke RRI
Sebelum penandatanganan MoU, delegasi JMSI dan ACJA melakukan kunjungan ke Radio Republik Indonesia (RRI). Kunjungan ini membahas tantangan bersama yang dihadapi oleh media di era digital.
Direktur Utama LPP RRI, I Hendrasmo, menyampaikan pandangannya mengenai tantangan utama yang dihadapi oleh media. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dalam menangani masalah disinformasi, misinformasi, dan hoaks.
I Hendrasmo mengatakan:
“Intinya kita saling berkolaborasi untuk verifikasi berita.”
Teguh Santosa menambahkan bahwa kunjungan ke RRI juga merupakan bentuk penghormatan terhadap peran RRI sebagai bagian dari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Teguh mengatakan:
“RRI adalah alat perjuangan kemerdekaan yang tumbuh sebagai faktor penting dalam pembangunan kebangsaan Indonesia.”
Ia juga menekankan bahwa RRI terus beradaptasi dan berkembang sebagai sumber informasi utama di tengah tantangan era digital.
Partisipasi dalam Acara
Acara penandatanganan MoU dihadiri oleh berbagai tokoh penting dari JMSI dan ACJA, yang menunjukkan komitmen kedua belah pihak untuk mewujudkan kerja sama ini.
Dari JMSI, hadir:
Sementara itu, dari ACJA hadir:
